Minggu, 27 Juli 2008

"PHILOSOFI, PHOBIA, PETISIOPRINSIP, PETISI, PHRASEOLOG, PHYSIKAL REVOLUSION, PIONIR, PILOT PROJECT, PLANNING"

Seorang ahli filsafat, yang memiliki sebuah penyakit bawaan, dimana suatu perasaan takut yang bersifat abnormal, dan timbul tanpa alasan yang dapat diterima akal. Selalu membayang-bayangi dan menghantui kemana pun perginya. Bahkan, kadang sering menerima suatu dalil tanpa pembuktian. Untuk memberikan sebuah (surat) permohonan yang ditujukan pada pemerintahan tertinggi (Pemerintahan Pusat). Surat ini ditujukan kepada orang-orang ahli dalam hal mempergunakan kata-kata yang muluk-muluk.

Mungkin, jangan heran apabila suatu saat nanti akan terjadi Revolusi Fisik, bahkan Revolusi bersenjata. Dan banyak muncul perintis, pelopor yang merintis proyek percobaan, untuk proyek yang lebis besar. Bahkan, perencanaan tersebut sangat sistematis supaya memperoleh hasil sebagaimana yang diinginkan.

"GIORDANO BRUNO (1548-1600)"

Filsuf berkebangsaan Italia ini berbicara tentang ide-ide masa Abad Pertengahan dan Renesans, tentang keindahan absolut yang bertentangan dengan keindahan dari pencerapan indrawi, tetapi dapat dipakai sebagai batu loncatan ke arah keindahan absolut. Ia melihat keindahan sebagai harmoni dan konsonan yang dapat di mengerti secara intelektual. Namun, ia sekaligus juga meninggikan seniman sebagai manusia superior, seorang pahlawan (a Hero) yang melampaui aturan-aturan. Hal ini mirip dengan konsepsi seniman di masa Romantik sebagai "The Artist-Genius". Bruno berpendapat bahwa "puisi" tidak terlahir dari aturan-aturan, melainkan dari kecelakaan. Ini ada kemiripan dengan pemikiran filsuf Inggris, Francis Bacon.

Diantara begitu banyak prinsip-prinsip estetika yang berbeda dan sering bertentangan di masa Renesans, pandangan Humanisme baru (Humanisme Italia), yakni kebangkitan kembali kebudayaan Klasik (Yunani-Romawi) sangat mendominasi aturan-aturan akademis, yang nantinya pada abad ke-17, akan menganggap karya seni-baik puisi maupun seni-seni visual sebagai "Sebuah refleksi atau cermin realitas", tetapi realitas yang sudah diidealisasikan serta dibuat bersesuaian dengan keinginan-keinginan manusia, bukan dunia aktual dimana kita tinggal dan hidup. Ini adalah teori estetika idealis, yakni suatu bentuk naturalisme yang menyatakan bahwa fungsi dan keutamaan seni adalah menjadi cermin realitas, bukan sebagai realitas seperti yang mereka kenal dalam pengalaman.

Minggu, 20 Juli 2008

"AMNESIA, AMORPHE, AMUNISI, ANAKRONISME, AMORAL, AMPIBI, ANESTESI, ANESTETIS, ANAMNESIS, ANARKHI, ANARKHISME"

Kehilangan daya ingat yang tanpa bentuk ( tak berbentuk) sebagai persediaan alat perang, terutama peluru, mesin, robot, dan lain-lain. Walaupun terkadang tidak cocok dengan zamannya, bahkan terkadang terkesan tidak bermoral, suatu sikap adalah amoral jika tidak dapat dan tidak boleh diukur dengan ukuran-ukuran baik dan jahat yang berlaku dalam masyarakat.

Dengan transformasi yang berasal dari alam, jenis binatang yang dapat hidup di dua tempat di air dan di darat. Bahkan sampai-sampai karena di dua tempat tersebut, karena terbiasa menjadi mati rasa. Yang menyebabkan mati rasa atau berkenaan dengan mati rasa. Dari seorang pasien penyakit jiwa, dimana sejarah atau hal ikhwal mengenai keluarga terutama kenyataan-kenyataan dari jiwa yang nampak luar biasa. Sejarah dari pasien itu sendiri, terutama kesulitan-kesulitan waktu sekolah, perbuatan-perbuatan yang luar biasa. Jika mempelajari dan mendalaminya.

Bahkan seolah cenderung diputar ke sebuah keadaan dalam suatu negara, dimana warga negara tidak mengakui adanya suatu pemerintahan dan undang-undang serta peraturan-peraturan yang mengikat. Dimana, sudah berjalan sebuah paham lama mengenai suatu masyarakat yang menghendaki, tercapainya keadilan sosial atas dasar kebebasan dan kemerdekaan perorangan yang seluas-luasnya dengan tidak ada paksaan dari pemimpin sedikit pun.

"FRANCESCO PATRIZI (1529-1597)"

Partizi adalah seorang filsuf dan teoretikus berkebangsaan Italia yang menulis sebuah traktat tentang puisi dalam sepuluh bagian. Dua bagian pertamanya diterbitkan pada 1586 dan sisanya masih dalam bentuk manuskrip asli, sampai baru belakangan ini ditemukan ini ditemukan di Biblioteca Palatina, di kota Parma. Walaupun pada masa Renesans, Ide dari inspirasi puitis harus mengalah pada kemampuan-kemampuan seniman dengan akalnya, tetapi Patrizi berpendapat bahwa "Furor Poeticus" lah yang menjadi sumber segala pencapaian sejati dalam seni. Ia melawan teori klasik tentang doktrin "imitasi" (Mimesis) dari Plato, dan menyatakan bahwa sang seniman pertama-tama adalah seorang pencipta (Facitor) bukan menirukan alam, tetapi mengungkapkan imajinasi kreatifnya sendiri. Pandangannya bahwa puisi merupakan transformasi dari alam. Menurut Patrizi satu-satunya kualitas esensial bagi seni-murni adalah "Keajaiban, sesuatu yang mengagumkan" (The Marvelous) :

"Penyair adalah orang yang menciptakan keajaiban di dalam puisinya". Sang penyair membangun, serta menciptakan karya barunya, dan setiap puisi seolah-olah adalah sebuah dunia tersendiri.

Minggu, 06 Juli 2008

"MODUS, MODUS OPERANDI, MODUS PROCENDENDI, MONDELING, MODERN, MODERNISASI, MODERNISME, MODUS VIVENDI"

Sebuah cara, cara untuk pelaksanaan atau cara kerja yang disempurnakan untuk cara bertindak dengan lisan. Sehingga, sebuah cara zaman sekarang ini, yang sesuai dengan masa paling baru atau Mutakhir. Dengan meninggalkan, cara-cara dan alat-alat yang telah usang (lama) lalu beralih pada cara-cara dan pemakaian alat-alat baru, sehingga dapat memenuhi tuntutan hidup yang sesuai dengan kemajuan dunia. Untuk mewujudkan perbaruan-perbaruan, dan aliran-aliran baru.

Semoga, cara yang memungkinkan dua pihak yang sedang bertentangan untuk sementara hidup berdampingan satu sama lain dengan saling tahan-menahan hati.

Secara, otomatis. Untuk belajar saling memiliki dan dimiliki.

"LEONARDO DA VINCI (1452-1519)"

Da Vinci adalah seorang ahli ilmu alam dan seniman ternama, yang menulis tentang seni lukis dan tekhniknya. Ia juga, secara khusus menyinggung tentang kesetiaan dan ketelitian dalam menggambarkan sesuatu sambil memperhatikan segala unsur sampai yang terkecil pun. Ini merupakan warisan dari masa akhir Abad Pertengahan. Da Vinci, juga membuat studi tentang hukum-hukum perspektif yang sangat berarti.

Da Vinci adalah seorang Uomo Universale, artinya : Seniman Perintis di masa Renesans (Pelukis, Pemahat, Arsitek), juga seorang peneliti dan perintis ilmu alam.

Pandangannya tentang seni lukis ada 2 tahap :
Dengan mengikuti model warisan Aristoteles dan Alberti, Da Vinci melihat aktivitas seni mencakup tahap observasi terhadap alam dan rincian-rinciannya secara ilmiah, kemudian menuju tahap momentum inspirasi Ilahi. Tahap momentum inspirasi Ilahi, artinya inspirasi Ilahi itu pada saat atau momentum tertentu diperoleh dan dapat membantu memvisualkan kembali alam yang telah di observasi secara cermat.

Seperti juga halnya dengan para pengikut Platonisme lainnya, Da Vinci menggambarkan jiwa dalam bentuk segitiga. Bentuk inilah, yang biasanya dipakai dalam menyusun komposisi lukisannya. Contoh : lukisan "Madonna of The Rocks" (1483) dan "Madonna and St. Anne" (1506). Tetapi, bagi Da Vinci keindahan tertinggi sebuah lukisan lebih ditentukan oleh unsur "Kiaroskuro", yakni terletak di garis batas antara bagian gelap dan bagian terang. Seorang pelukis harus dapat melihat jelas bagaimana bayang-bayang tersebut. Estetika Da Vinci merujuk pada 2 tujuan yang harus dicapai oleh seorang seniman : pertama, ada keinginan atau usaha agar lukisannya menjadi "Dinamis-Ekspresif". Kedua, ada keinginan untuk menampilkan keindahan yang membawa ketenangan. Keduannya harus disatukan secara harmonis, agar lukisan menjadi sempurna. Bagi, Da Vinci, lukisan yang efektif adalah yang kaya akan warna dan unsur-unsur baru.