Minggu, 21 Desember 2008

"TARGET, TARIF, TARPAULIN, TARRA, TASK FORCE, TATTO, TATTOU EREN, TAUTOLOGI, TAXATIE, TAXEREN, TAX HOLIDAY, TAXI GIRL, TEAM WORK, TEA - PARTY"

Sasaran, hasil yang ingin dicapai dengan keterangan biaya yang tercantum pada kain terpal. Pencapaian hasil tersebut, merupakan selisih berat bruto dan berat netto : pengurangan dengan segala macam perongkosan (biaya) pengurangan dengan berat pembungkus - pembungkus, peti-peti dan lain-lain. Untuk membentuk sebuah kesatuan yang berkewajiban melaksanakan suatu tugas khusus dalam peperangan, suatu kelompok yang khusus dibentuk untuk suatu tugas tertentu dalam jangka waktu tertentu pula. Tanpa tanda rajah, yang berbentuk gambar yang tidak mudah hilang dari kulit badan. Merajah ulangan arti kata penilaian atau taksiran harga dengan menaksir atau memperkirakan Masa Bebas Pajak.

Wanita yang disediakan di dancing sebagai partner dansa dan dibayar oleh tamu menurut tarip yang telah ditentukan. Hal ini, dimaksudkan sebagai kerjasama, permainan yang dilakukan bersama-sama secara teratur dan baik. Dalam bentuk, jamuan teh dipetang hari dengan hanya menghidangkan minuman teh dana makanan kecil saja untuk para tamu, berupa ketrampilan dalam hal-hal yang bersifat tekhnis. Yang dimiliki oleh pemuda-pemudi berusia dibawah tahun 20 tahun. Dimaksud untuk melakukan Gerakan Pembalasan dari Seantero kerja-kerja yang dibutuhkan untuk mendapatkan sesuatu. Kurang dari yang diharapkan, kurang dari semestinya.

"R.G COLLINGWOOD (1889-1943)"

Seorang Sejarahwan dan filsuf Inggris, Collingwood pertama-tama adalah seorang ahli sejarah dan ilmu purbakala dengan minat besar akan prasasti dan tulisan kuno lainnya yang dapat membuka masa lampau bagi kita sekarang ini. Melalui keahliannya sebagai sejarahwan, ia lebih dulu berkenalan dengan idealisme Inggris seperti yang dikembangkan oleh Francis Bradley (1864-1924) dan Bernard Bosaquet (1848-1923), tetapi melalui mereka ini ia berkenalan dengan idealisme Hegel. Meskipun demikian, anggapannya mengenai idealisme seumur hidupnya diwarnai oleh Idealisme Empiris gaya Bradley, artinya jauh dari segala unsur rasional dan apriori yang dapat ditemukan dalam Idealisme Hegel.

Dalam rangka studi inilah, Collingwood bertemu dengan karya serta pemikiran Benedetto Croce dan Giovanni Gentile, yang sama-sama dipengaruhi oleh Idealisme dan meminati sejarah sebagai ilmu pengetahuan berdasarkan data-data empiris. Kendati demikian, ia melawan gagasan Croce (dan Idealisme Hegel) bahwa sejarah dapat dijabarkan pada filsafat dan pada faham umum tentang kesenian. Tetapi melalui perkenalan dan perlawanan ini, Collingwood mulai berkenalan juga dengan estetika, dan sejak saat itu, ia berjasa dalam bidang estetika pertama-tama ia memperkenalkan dan menerjemahkan sebagian karya Croce mengenai estetika ke dalam bahasa Inggris, tetapi juga mengembangkan suatu filsafat estetika gayanya sendiri dalam konteks filsafat sejarah yang menjadi wilayah yang paling dijelajahi Collingwood.

Karyanya yang berjudul "Speculum Mentis" (Cermin Budi, 1924), Collingwood membedakan lima bentuk dasar pengalaman sebagai dasar pengetahuan kebenaran yang dapat dicapai oleh manusia, yaitu berturut-turut : "Art - Religion - History - Philosophy".

Minggu, 14 Desember 2008

"SCHORSEN, SCIENCE, SCOPE, SCORE, SCOTLAND YARD, SCOUT, SCREEN, SCREENING, SECRET DIPLOMAT, SECRET SERVICE, SECUNDAIR, SECURITIES CLUB, SECURITY"

Men-skhors, memecat untuk sementara waktu, mengeluarkan dari keanggotaan untuk sementara waktu (Umpama : Untuk 3 Bulan, Setengah Bulan, atau Lebih). Berbentuk, pengetahuan yang bersifat ilmiah dalam ruang lingkup hal pencatatan nilai dalam suatu perlombaan atau pertandingan. Di sebuah Markas Besar Polisi Rahasia Inggris di London. Yang didalamnya terdiri dari Pandu atau Pramuka. Tugasnya, meneliti segala persyaratan yang diperlukan dalam penelitian akan segala persyaratan yang diperlukan. Umpamanya : Untuk mendapatkan pengakuan sebagai pelajar Pejuang Kemerdekaan (Dalam Permulaan Tahun Lima Puluhan), maka diadakan screening terlebih dahulu. Sifatnya, berupa Diplomasi Rahasia yang keduanya, bergantung pada suatu yang primair, yaitu : Suatu hal yang terjadinya sesudah primair. Ditujukan untuk perkumpulan para peminat Surat Berharga atau Efek Rasa tenteram dan keamanan.

Pemain yang diseeded, yaitu pemain kuat (Umpama : Dalam pertandingan tennis atau bulu tangkis) yang ditentukan bermain dalam babak-babak terakhir pertandingan kejuaraan melawan yang muncul sebagai yang terkuat lainnya. Dalam mewujudkan, sebuah usaha menduniawikan hal-hal yang selama ini terikat pada unsur kerohanian. Umpama : Untuk meningkatkan produksi beras tidaklah lagi dengan mengadakan upacara minta berkah pada Dewi Sri atau Dukun-dukun klinik, tapi hendaklah dipakai bibit unggul, pupuk, dan pengairan yang baik, secara teliti dan cermat.

"BENEDETTO CROCE (1866-1952)

Benedetto Croce adalah seorang filsuf terkenal berkebangsaan Italia yang hidup pada tengahan pertama abad ke-20. Sejak masa muda ia menaruh perhatian besar pada sastra dan sejarah. Lewat studinya tentang Karl Marx, secara mendalam ia mempelajari filsafat Idealisme dan filsafat sejarah Hegel. Ia bekerja sama dengan seorang filsuf Italia lain yang menaruh minta pada pemikiran Hegel dan Marx, yaitu Giovanni Gentile (1857-1944). Ia juga berminat pada karya pemikir Italia yang mempelajari sejarah, yakni Giambattista Vico (1688-1744). Vicolah yang menolak kriterium kebenaran hasil pikiran Descartes, yakni "Cogito, Ergo Sum" (Aku berpikir, maka Aku ada) dengan kriterium "Verum, Quia Factum" (Benar, karena telah terjadi).

Dalam konteks minatnya pada sejarah dan filsafat sejarah, muncullah perhatian Croce pada estetika. Pada tahun 1893, ia menerbitkan karangannya yang pertama mengenai filsafat dengan judul "History Brought Under The General Concept Of Art (Terjemahan Inggris).

Karangan perdana dalam bidang filsafat itu disusun untuk menanggapi suatu pertanyaan dasar, yakni apakah (Ilmu) sejarah merupakan suatu arte (Inggris : Art berarti kesenian atau karya seni, dan juga ketrampilan atau hasil ketrampilan). Atau Scienza (Inggris : Science berarti ilmu pengetahuan). Sebagaimana judul karangan itu, ia memilih alternatif yang pertama : wilayah art lebih besar daripada wilayah sejarah. Dengan begitu, sejarah tidak hanya dibina oleh roh. Oleh karena itu, dalam pengertian dan penafsiran data-data sejarah, sebaiknya data-data itu didekati dengan kebebasan pencipta yang berlaku di dunia kesenian dan estetika, tentu saja berdasarkan data-data yang tersedia secara empiris. Dengan demikian, untuk memahami filsafat estetika Croce, kita harus tetap ingat akan prioritas idea dalam idealismenya sekaligus berdasarkan data-datanya. Kedua hal itu sesuai dengan penghargaannya atas filsafat idealisme Hegel dan akan filsafat sejarah Vice.

Minggu, 07 Desember 2008

"EBTA, ECAPE, ECONOMIC CHARACTER CLASSICATION, ECOSOC, EDISI, EDISI ILMIAH, EDISI POPULER, EDITOR, EDITORIAL, EDUCATION, EDUCATIONAL PUBLICITY, EFEK"

Evaluasi Belajar Tahap Akhir dari sebuah Economic Commission for Asia and The Far East (Panitia Ekonomi) untuk Asia dan Timur jauh. Yang digolongkan menurut penggolongan ciri-ciri Ekonomi dan Sosial Counsil. Tercetak dalam cetakan atau penerbitan naskah yang dilengkapi dengan Aparat kritik yang penyajiannya meliputi : Introduksi, Daftar tanda singkatan, Teks, dan Aparat Kritik. Yang dikombinasikan dengan Penerbitan naskah hasil olahan para ahli tanpa disertai perabot pembanding. Diawasi dan Diseleksi oleh pengarang dalam Surat Kabar, Pemeriksaan, Naskah untuk penerbitan, Redaktur Surat Kabar, Anggauta Redaksi, Penyusun Tajuk Rencana. dalam Surat Kabar Induk Karangan, Tajuk Rencana berbeda dengan berita sebab mengandung Pendapat Pendidikan yang diplubisitaskan secara mutu Pendidikan itu sendiri.

Kesan atau akibat yang tepat pada sasaran, mempunyai efek : mempunyai akibat yang tepat. Dengan tenaga dan biaya yang tersedia mendapatkan hasil besar-besaranya. Dari kesanggupan keryawan-karyawan yang maksimum menurut waktu Standart persamaan Das ich, yang diukur dalam norma kesempurnaan terbentuk dalam masa kenak-kanak melalui identifikasi dengan orang-orang yang dikagumi atau dicintai.

"ZEN BUDDHISME""

Kata Zen diturunkan dari akar kata Cina "Ch'an", artinya "Meditasi". Kata Ch'an sendiri adalah kependekan dari kata "Ch'an-Na", yang berasal dari kata Sansekerta "Dhyana" atau kata Pali "Jhana". Beberapa orang juga menganggap Zen sebagai agama dan filsafat. Dari sudut pandang sejarah, kemunculan zen berakar dari ajaran Buddhisme Mahayana. Ajaran zen pertama kali dibawa ke Cina pada awal abad ke-6, oleh seorang pendeta India yang bernama Bodhidharma (470-543). Bodhidharma adalah seorang pendeta yang mengajarkan Buddhisme lewat metode Meditasi. Sehingga, Bodhidharma dianggap sebagai perintis ajaran Zen. Banyak sekali cerita yang muncul mengenai Bodhidharma, salah satunya adalah ketika Bodhidharma mencabut kelopak matanya lalu membuangnya karena merasa kelopak mata itu selalu membuatnya tertidur ketika Meditasi. Kelopak mata tersebut, kemudian berubah menjadi pohon teh.

Dengan banyaknya cerita mengenai kehebatan pendeta ini, maka banyak orang yang ingin berguru padanya. Hanya saja Bodhidharma hanya mau menerima murid yang bersungguh-sungguh ingin mendalami ajaran dan mengikuti jejak sang Budha.

Zen berkembang di Cina pada periode dinasti T'Sang sampai pada era Sung dan Yuan (618-1279). Pada awal abad ke-8, Zen Master ke-6, Hui Neng (638-713), meresmikan serta memantapkan ajaran Zen. Karya Hui Neng diteruskan oleh kedua muridnya, yakni Huai Jang (?-740) dan Hsing Ssu (?-788) dan Shi Tou (700-790), yang kemudian menghasilkan murid-murid hebat yang mendirikan kelima aliran utama Zen, yaitu Lin Chi, Tsao Tung, I Yang, Yun Men, dan Fa Yen. Di kemudian, hari kelima aliran ini dilebur menjadi dua aliran, yakni Tsao Tung (Soto) dan Lin Chi (Rinzai). Karena itu sampai sekarang yang kita kenal hanyalah dua aliran Zen, yaitu Soto dan Rinzai.

Senin, 01 Desember 2008

"HASRAT, HAVE, HEADLINE, HEARING, HEAT EXHAUSTION, HEBEFRENIA, HEDONISME, HEGEMONIE, HEIHO, HELLHITELR, HELIKOPTER, HEREDITER, HERMAFRODITE, HERO"

Suatu keinginan yang selalu datang berulang-ulang. Punya, biasanya diartikan sebagai orang-orang yang berada atau kaya. Dalam persuratkabaran baris kalimat judul berita yang hurufnya dibesar-besarkan untuk mendapatkan perhatian. Dengan pendapat, Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan pada gangguan jiwa dengan gejala-gejala suasana perasaan yang mendatar, tingkah laku yang aneh dan dibuat-buat. Keyakinan-keyakinan salah yang tak memperlihatkan pengaturan halusianasi dan tingkah laku seperti anak kecil.

Dalam etika suatu pandangan mengenai nilai-nilai tertinggi dalam hidup, yaitu bahwa nilai pokok dalam hidup adalah merasakan kesenangan-kesenangan ini adalah dari yang berupa kenikmatan yang dalam sampai kepada kepuasan yang murni dan terus menerus dalam arti apapun tujuannya dan betapun susahnya. Karena, pengaruh kekuasaan yang lebih besar dari tentara bantuan yang dikerahkan pada pemerintahan militer Jepang, dimasa perang dunia kedua, terambil dari rakyat Indonesia untuk menghadapi tentara sekutu. Dengan mengucapkan salam resmi rakyat Jerman semasa kekuasaan Nazi. Diatas, pesawat terbang yang baling-baling berputar mendatar dan dapat turun naik tegak lurus. Bersifat, yang diperoleh dari keturunan banci atau waria. Sering dipanggil dengan sebutan Pahlawan. Dengan, menggunakan tenaga Super Powernya yaitu berupa obat yang berbahaya terbuat dari Morphine. Seseorang tentang kepahlawanan, serba aneka dan serba rupa.

"FRIEDRICH NIETZSCHE (1844-1900)"

"The poet's task is this, my friend,
to read his dreams and comprehend.
The truest human fancy seems
To be revealed to us in dreams :
All poems and versification
Are but true dreams interpretation".

Lahir tanggal 15 Oktober 1844. Di samping sebagai filsuf juga sebagai sastrawan hasil karyanya di samping bernilai sastra yang tinggi juga merupakan hasil pemikiran filsafat yang mendalam dengan, demikian sangat sukar membedakan secara tegas apakah ia seorang sastrawan ataukah seorang filsuf karena semua karyanya dapat dimasukkan ke dalam kedua cabang ilmu itu, dalam sebuah bukunya yang berjudul Faust. Yang menggambarkan Faust, sebagai seorang yang mencari kesempurnaan dan kebebasan yang sungguh-sungguh yang hanya dapat dicapai setelah melampaui banyak kesukaan. Semboyannya yang amat terkenal ialah : Amorfati : tidak saja tabah, menanggung penderitaan akan tetapi mencintainya.
- Hiduplah berbahaya.
- Kirim kapal-kapalmu kelautan yang belum dijelajah.
- Hiduplah dalam keadaan perang.
Demikianlah tekat Nietzsche dalam mengarungi kehidupan.

Friedrich Wilhelm Nietzsche adalah seorang filsuf, penyair, dan psikolog penting berkebangsaan Jerman. Ia menjadi salah satu pemikir yang paling provokatif dan berpengaruh pada abad ke-19. Nietzshe, dilahirkan di Rocken, Prusia. Ayah dan kakeknya adalah pendeta-pendeta Lutheran. Ayahnya meninggal ketika Nietzsche masih berusia lima tahun. Kemudian, ia dibesarkan oleh ibunya di sebuah rumah di mana nenek serta kedua bibinya juga tinggal di situ. Ketika masih anak-anak Nietzsche saat taat pada agama.

Nietzsche belajar psikologi klasik di Universitas Bonn dan Universitas Leipzig (1864-1869). Di kota Bonn ia belajar teologi, tetapi kemudian berhenti karena sudah tidak percaya lagi pada ajaran agama yang dianutnya. Sebaliknya Nietzsche tetap belajar Filologi dan karena reputasinya yang menonjol di bidang ini, ia diangkat menjadi dosen Filologi klasik di Universitas Basel pada usia 24 tahun. Nietzsche mengajar di Basel selama 10 tahun (1869-1879), dan untuk ia menjadi warga negara Swiss.

Senin, 24 November 2008

"CLEAR, CLIENT, CLUSTROPHOBIA, CLIMACTERIUM, CLOSING CEREMONY, CLIPPING, TRIAL AND ERROR, CODE ETIK, COEXIXTENTIE, COLD STORAGE, COLLECTIVISME"

Terang jelas, bersih, tidak ada keragu-raguan. Dari orang yang menerima jasa-jasa dalam suatu peristiwa yang dialaminya mengenai ketakutan yang tidak normal di tempat-tempat yang tidak luas dan sempit atau yang tertutupnya suatu masa berakhirnya haid pada wanita (Masa Menopause, perubahan keseimbangan karena tua). Bisa dikatakan sebagai upacara penutupan, berbentuk kumpulan gunting koran yang berisi tentang kebiasaan mengatasi persoalan atau usaha mencapai hasil dengan cara untung-untungan. Sesuai peraturan kesusilaan dan kebijaksanaan menulis yang dianggap berlaku untuk ditaati oleh semua wartawan.

Hidup berdampingan secara damai. Di sebuah tempat penyimpanan yang dilengkapi dengan alat-alat pendingin untuk pengawetan. Sebuah keadaan di dalam masyarakat yang alat-alat produksinya dipunyai bersama bentuk-bentuknya hampir sama dengan sosialisme dan komunisme, tapi tidak dengan jalan kekerasan. Untuk menilai satuan barang, berbentuk kuliah pada perguruan tinggi dan administrasi Perguruan Tinggi, segenap proses penyelenggaraan dalam suatu kerja sama yang berkenaan dengan Perguruan Tinggi.

"ARTHUR SCHOPENHAUER"

Lahir di Danzig, sekarang Polandia pada 1788. Ayahnya adalah seorang pedagang yang mengagumi Voltaire dan menghormati negara Inggris. Pada 1793, ketika Prussia mencaplok kota Danzig, keluarga Schopenhauer pindah ke Hamburg, Jerman. Pada 1797 Schopenhauer pindah ke Paris, dan setelah tinggal selama dua tahun, ia hampir melupakan bahasa ibunya. Pada 1803, ia pergi ke Inggris dan tinggal di asrama sekolah selama enam bulan. Tetapi, ia tidak menyukai sekolah Inggris dan bahasanya. Kemudian ia kembali ke Hamburg, dan mencoba mengembangkan karirnya di dunia bisnis, namun berhenti begitu ayahnya meninggal. Sedangkan ibunya pergi ke Weimar, di mana akhirnya ia menjadi seorang penulis novel. Schopenhauer, akhirnya berpisah dengan ibunya.

Ketika berusia 21 tahun, Schopenhauer mendapat sejumlah warisan, sehingga membuatnya mampu melanjutkan studinya di Universitas. Ia mulai studinya di Universitas Gottingen, pada tahun 1809. Disini ia, berkenalan dengan filsafat I. Kant. Pada 1811, ia pindah ke Berlin untuk belajar sains. Dia menghadiri beberapa kuliahnya Fichte, tetapi tidak menghargai filsafatnya Fichte. Ia menyelesaikan kuliahnya pada 1813, ketika pecah perang pembebasan, namun kejadian-kejadian ini tidak banyak menarik perhatiannya. Pada tahun berikutnya, ia berkenalan dengan Goethe di Weimar, dan disinilah ia mulai belajar mistisisme India. Pada 1819, Schopenhauer mulai memberikan kuliah sebagai dosen privat di Universitas Berlin. Pada saat itu, Hegel telah menjadi dosen filsafat yang termasyur. Di sini, Ia malah menantang Hegel, yakni dengan menempatkan kuliah-kuliahnya pada jam yang sama dengan kuliah Hegel. Dan Schopenhauer gagal menarik para pengikut Hegel. Akhirnya ia memutuskan untuk meninggalkan Universitas dan sejak 1833 menetap di Frankfurt, sampai akhir hayatnya. Berkat warisan ayahnya, ia dapat hidup tenang dan bekerja sebagai penulis bebas. Dan meninggal pada 1860.

Senin, 17 November 2008

"FILTER, FINAL ROUND, FINALISME, FIRMA, FIRST AID, FIRST LEAD, FISIK, FISKAL, FIT, FIXED PLAN, FLASH BACK, FOETUS, FOKUS, FONDS, FLUKTUASI"

Saringan dari sebuah putaran akhir, suatu aliran yang mempelajari tentang sesuatu dan menentukan tujuan serta maksud dari gejala itu. Yang berbentuk Perseroan untuk usaha dagang, para Persero bertanggung jawab atas segala tindakan untuk Firma dengan mempertanggungkan hak milik pribadinya. Akte pendirian dan pembubaran melalui Notaris. Inilah, pertolongan pertama pada kecelakaan mungkin. Atau dalam persurat kabaran, berita penting yang terdahulu sekali ditonjolkan, yang berisi pokok atau inti berita. Secara Jasmani atau tubuh.

Mengenai urusan pajak, yang memiliki sifat kuat, sehat, dan segar adalah merupakan rencana yang pasti dari sebuah peristiwa, apa yang terjadi sebelumnya. Diibaratkan sebagai bayi dalam kandungan, sesudah mencapai kelengkapannya kira-kira sesudah bulan ketiga. Sebelumnya bayi itu dinamakan Embryo. Menuju ke titik api, titik pertemuan berkas sinar (Panas, Bunyi) setelah terbias lalu dipantulkan. Pusat fokus (Titik Inti) peristiwa pekan ini. Untuk mendapatkan dana sejumlah uang yang dikumpulkan untuk suatu tujuan, perubahan dalam harga karena pengaruh permintaan dan penawaran.

"ESTETIKA MASA ROMANTIK"

Pada abad ke-19, pandangan seni dan sastra yang dominan adalah bahwa seni dan sastra merupakan ekspresi emosi sang seniman, sedangkan teori "Imitasi" (Plato) sudah tidak populer lagi. Munculnya "Teori Ekspresi Seni" terkait erat dengan gerakan Romantisme, sebuah perkembangan intelektual dan filosofis di abad ke-18 dan ke-19.

Doktrin-doktrin yang melandasi pemikiran Romantik adalah pemikiran Fichte, Schelling, Schopenhauer, dan Nietzsche. Filsafat Romantisme dapat dikatakan sebagai sebuah reaksi terhadap filsafat empiris (Inggris) dan mentalitas ilmiah, serta sebagai sebuah usaha untuk menggapai yang dibalik pengetahuan inderawi, serta sebagai sebuah usaha untuk menggapai yang dibalik pengetahuan inderawi sehari-hari. Karena itu, Masa Romantisme dipenuhi oleh atmosfir religius dan mistik yang kuat.

Ketika filsafat Romantisme ini diterapkan pada dunia seni, ia menghasilkan sebuah peran baru bagi seniman dan minat baru dalam kreasi artistik. Sang Seniman dianggap sebagai sarana untuk mencapai sumber-sumber vital dan mendapatkan pengetahuan yang tak dapat diberikan oleh sains. Kreasi artistik diidentifikasikan atau terkait dengan pelepasan emosi. Dalam konteks inilah lalu "Emosi" mendapat peran penting yang tidak pernah terjadi sebelumnya, yakni terlibat untuk mencapai suatu pengetahuan yang lebih unggul. Dan seni lantas menjadi sarana untuk mencapainya dan menjadi kompetitor sains.

Peran baru para seniman ditujukan dan didukung oleh Nietzsche dalam "The Will to Power" :

"Our aesthetics have hitherto been women's aesthetics, inasmuch as they have only formulated the experiences of what is beautiful, from the point of view of the receivers in art. In the whole of philosophy hitherto the artist has been lacking".

Kecenderungan untuk lebih menghargai kualitas Dionysian (Emosi yang Meluap-luap) dan Apollonian (Ketenangan, dan Keteraturan) dalam seni. Dari kondisi serta lingkungan intelektual inilah muncul "Teori Ekspresi", yang berarti seni merupakan ekspresi emosi si Pencipta, Sang Seniman.

Senin, 10 November 2008

"METODE, METAFISIKA, MENTALITAS, MEREPRODUKSI, MESS, METODE BIOGRAFI, METROPOLIS, MEUBILAIR, MENYENTIL, PENYADUR, MERKANTILISME, MEZZO"

Cara melaksanakan filsafat mengenai segala sesuatu yang diluar alam biasa untuk memberi cara berpikir dan beranggapan mengenai tabiat atau sifat. Dengan, menyadarkan kembali tanggapan lama ke alam sadar, atau memanggil kembali kesan-kesan yang lama. Di sebuah, pondokan atau rumah bersama atau wisma. Untuk mempelajari dan menganalisa riwayat hidup, catatan harian atau keterangan riwayat hidup seseorang. Dengan mempelajari riwayat hidup itu, dapat diketahui latar belakang kejiwaan seseorang. Apakah, berada di kota dunia atau Metropoool ? Apakah, pantas untuk memiliki perabot rumah tangga ?

Memberi peringatan secara halus yang tidak menyinggung perasaan, melalui sebuah ringkasan dan menulis kembali suatu karangan atau tulisan menjadi tulisan yang lain, tetapi pokok-pokoknya sama. Apakah, sudah ada perubahan sistem politik perekonomian yang diselenggarakan diberbagai negara, sejak zaman pertengahan hingga kira-kira abad ke-18. Dengan maksud untuk melindungi perkembangan industri dan perniagaan negerinya masing-masing, karena di masa itu di Eropa peredaran uang mulai berkembang. Maka pengikut-pengikut Merkantilisme sangat mementingkan masuknya lagi, di negeri mereka masing-masing. Setengahnya, adalah kaum pertengahan yaitu kaum pengusaha kecil dalam lapangan perdagangan dan perindustrian, kaum pegawai rendahan dan lain-lain. Apakah, mereka masih dapat menikmati pertunjukkan tengah malam, seperti film ? Padahal, mereka sedang berhadapan dengan sebuah kewajiban menjalankan milisi, atau wajib tentara. Dan hanya mengucapkan terima kasih.

"ESTETIKA IDEALISME JERMAN ABAD KE-19, W.F HEGEL (1770-1831)"

Hegel dilahirkan di kota Stuttgart dan belajar di Tubingen. Selama beberapa tahun ia bekerja sebagai guru privat dan kemudian ia ikut dengan Schelling di Jena, pada 1801. Di sinilah, lima tahun kemudian Hegel menyelesaikan karya "Phenomenology of Mind" di malam menjelang pecahnya perang Jena. Ia meninggalkan Jena dan selama beberapa tahun bekerja sebagai editor, kemudian sebagai kepala sekolah di sebuah sekolah menengah di Nuremberg. Di sinilah ia menulis buku "Science of Logic". Pada 1816, ia diangkat menjadi seorang profesor di Heidelberg dan menulis karya "Encyclopaedia of The Philosophic Sciences". Akhirnya, pada 1818 ia diundang menjadi guru besar filsafat di Universitas Berlin dan sejak saat itu ia menetap di sana. Hegel sangat menghormati negara Prussia dan filsafatnya menjadi ajaran resmi negara. Tulisan-tulisan Hegel termasuk karya-karya paling sulit dipahami dalam seluruh literatur filsafat. Ini bukan hanya disebabkan oleh sifat topik yang dibicarakan, tetapi juga karena gaya bahasa Hegel yang kaku. Hegel memahami penciptaan diri manusia sebagai proses, dan memahami hakekat manusia dan pekerjaan obyektif, manusia benar karena nyata sebagai hasil pekerjaannya sendiri. Jadi, Hegel melihat manusia sebagai sebuah proses, dan proses itu dipahami sebagai hasil pekerjaan. Manusia mengalami proses itu dalam kesadarannya sebagai peningkatan pengertian yang menyeluruh dan kesadaran sekaligus juga mengungkapkan sebuah proses peningkatan rasionalitas. Karena rasionalitas menyatakan diri melalui negativitas, maka negativitas menjadi "Prinsip Kemajuan" dalam realitas dan pengertian tentang realitas itu. Negativitas yang membawa kemajuan ke arah kebebasan yang lebih tinggi. Kesadaran yang kita alami dalam setiap proses komunikasi, dan juga dalam setiap proses pendalaman pengertian.

Senin, 03 November 2008

"LAKONIK, LAKONISME, LAKMUS, LAMPION, LANDING, LANSIR, LANTERA, LABA, LABA INVESTASI, LABEL, LABIL, LABOUR SUPPLY, LACONIEK"

Yang bersifat ringkas tapi pendek, berupa ucapan atau pepatah. Bercampur dengan zat kimia yang reaksinya bisa mengubah warna. Untuk menghias dan memperindah Lentera yang terbuat dari kertas (Berwarna-warna) dan didalamnya di pasang lilin. Dengan tujuan, untuk melakukan Pendaratan, Menyiarkan, dan Menyebarkan sejarah lampau. Sehingga, dari sini bisa di dapatkan selisih antara pendapatan dan biaya barang dan jasa. Dimana, pendapatan yang diperoleh dari modal yang ditanam dinyatakan dalam prosen. Untuk, menilai pemasangan kartu alamat yang diikatkan pada barang yang hendak dikirim atau dibawa dalam perjalanan. Apakah, layak atau tidak untuk dipasangkan. Apabila suatu saat terjadi Goyah, Goyang, Tidak Teguh, dan Tidak Kuat dalam penyediaan tenaga kerja. Dapat Diringkas, Tegas, dan Tepat, Pendek dan Jitu.

"ESTETIKA RASIONALISME JERMAN, IMMANUEL KANT (1724-1804)"

Abad ke-18, disebut juga zaman Pencerahan. Menurut I. Kant, yang dimaksud zaman pencerahan adalah zaman dimana manusia keluar dari ketidakdewasaannya. Keadaan ini disebabkan oleh kesalahan manusia sendiri. Manusia tidak menggunakan kemampuan akalnya untuk berpikir sendiri. Inilah alasan kenapa semboyan zaman pencerahan adalah "Beranilah berpikir sendiri" (Sapere Aude). Umat manusia telah bebas, merdeka, dan tidak memerlukan lagi apapun yang datang dari luar dirinya.

Dengan demikian, Masa Pencerahan merupakan tahap baru dalam proses Emansipasi manusia Barat setelah masa Renesans. Zaman ini memungkinkan manusia untuk melepaskan diri dari kewibawaan Wahyu Ilahi dan Gereja.

Semangat optimisme yang begitu besar di Abad ke-18, akan kemampuan manusia serta masa depannya adalah berkat perkembangan ilmu pengetahuan pada waktu itu. Pada 1687 Isaac Newton, telah meletakkan dasar ilmu fisika, lewat bukunya "Ilmu Pengetahuan Alam Berdasarkan Prinsip-prinsip Matematis". Sejak saat itu ilmu pengetahuan berkembang pesat. Hampir setiap tahun ada penemuan baru.

Sebenarnya gagasan-gagasan baru pemikiran I. Kant tidak muncul begitu saja. Latar belakangnya adalah bentrokan pemikiran antara Rasionalisme Jerman dan Empirisme Inggris. Pertentangan ini membuat Kant bekerja keras untuk menentukan unsur-unsur mana dalam pemikiran manusia yang berasal dari "Pengalaman" dan unsur-unsur mana yang telah ada dalam "Akal atau Rasio" manusia.

Senin, 27 Oktober 2008

"REALITA, RECALL, RECHERCHEUR, RAZZIA, REAKSI, REAKSIONER, REAKSI PARANOID, REALISME, REALISASI, REALISIR, REFLEKS, REFLEKSI, REFLEKTIF, REFORMATIF"

Hal hakikat kenyataan untuk melakukan pemanggilan pulang atau penarikan kembali, sebagian mata-mata, polisi penyelidik, dan polisi rahasia. Yang, telah melakukan tugas penggerebekan, penggeledahan atau penangkapan, secara tiba-tiba oleh pihak para petugas khusus. Dimana, suatu tindakan atau jawaban perlawanan dari aksi. Waktu yang terdapat antara rangsangan dan reaksi disebut waktu reaksi, tersebut. Dilakukan untuk orang yang berhaluan kolot, orang yang tidak suka dengan pembaharuan-pembaharuan. Apalagi, dilengkapi dengan kecurigaan dan kebencian terhadap orang lain, tanpa didasari alasan yang jelas. Menuntut faham yang menghendaki segala serba kenyataan, adanya pelaksanaan dan perwujudan. Untuk, mewujudkan jadi kenyataan sebenarnya.

Gerakan spontan yang tidak disadari, terhadap suatu perangsang luar. Gerak ini sebagian besar, untuk melindungi diri dari bahaya. Menerima kesan-kesan yang diterima jiwa tentang keadaan diri sendiri. Yang mencerminkan, membayangkan, dan termenung. Untuk maksud memperbaiki atau memperbaharui. Dengan, sistem penerapan aliran dalam sosialisme yang mempergunakan cara-cara lunak dalam usahanya mencapai perbaikan susunan masyarakat. Sehingga, ulangan pada penutupan nyanyian, penutup lagu yang diulang menyanyikan pada setiap syairnya. Yang terdiri dari pasukan salah satu bagian yang berjumlah antara 2000-5000 orang dibawahi seorang Letnan Kolonel.

"DAVID HUME (1711-1776)"

David Hume dilahirkan di Edinburg, Skotlandia pada 1711. Hume menghabiskan masa kecilnya di Ninewells, di daerah perumahan sederhana dekat sungai Whitadder yang berbatasan dengan daratan rendah di Berwick. Ayahnya meninggal setelah ulang tahun David yang kedua. Ibunya, Katherine Falconer Home menyadari bahwa David memiliki keterbukaan pemikiran yang tidak lazim. Ketika, kakaknya kuliah di Universitas Edinburg, David yang belum berusia 12 tahun ikut serta. Disana ia belajar metematika dan ilmu Alam. Ia juga banyak membaca sejarah dan filsafat baik yang tradisional maupun yang modern.

Keluarga Hume berpikir bahwa ia cocok untuk berkarir di bidang hukum, akan tetapi ia lebih senang membaca tulisan-tulisan klasik, khususnya karya Cicero. Hal ini sangat berbeda dengan kebijakan keluarganya yang menganut aliran Calvinisme fanatik. Dalam usahanya untuk menjadi seorang pemikir atau filsuf, ia mengikuti program ketat membaca dan mengaplikasikan selama 3 tahun sampai ia menemukan sebuah pencerahan pikiran.

Hume begitu gigih dalam mengembangkan visi pemikirannya, dan ditambah dengan sekolah yang terisolasi, sehingga dengan cepat badan fisiknya menjadi lemah. Ia lalu memperbanyak kegiatan fisik, termasuk mencoba bekerja di bidang bisnis, sebagai panjaga toko importir gula Bristol. Ia kemudian pindah ke Perancis, dimana ia hidup sederhana dan menetap di La Fleche, sebuah desa yang sepi di Anjou, yang terkenal dengan akademi Jesuitnya. Di tempat inilah, Descartes pernah belajar. Hume membaca buku-buku Perancis dan beberapa penulis lainnya, khususnya Malebranche, Dubois, dan Bayle. Di Perancis (1734-1737), Hume menulis karyanya yang terkenal, yaitu "A Treatise of Human Nature", sebuah risalah tentang kodrat manusia. Karya ini diterbitkan ketika Hume berusia 28 tahun, namun ia menyatakan bahwa gagasannya sudah ada ketika dia berusia 15 tahun.

"Though it be certain, that beauty and deformity, more than sweet and bitter are not qualities in objects, but belong entirely to the sentiment, internal or external ; it must be allowed that there are certain qualities in objects, which are fitted by nature to produce those particular feelings."

Pernyataan di atas menegaskan bahwa keindahan dan keburukan bukan terdapat di dalam obyek-obyek, melainkan adalah perasaan (Feelings). Perasaan ini, bukanlah sembarang perasaan, melainkan perasaan yang terkait dengan kodrat kanstitusi pikiran manusia pada "Kualitas-kualitas tertentu dalam obyek-obyek". Jadi, sekarang mungkin untuk membuat pertimbangan obyektif tentang keindahan, dalam arti bahwa persetujuan universal diantara subyek-subyek normal, itu mungkin. Tetapi, Hume tidak menjelaskan secara spesifik apa itu "Kualitas-kualitas tertentu dalam obyek-obyek". Menerima adanya variasi-variasi cita rasa tertentu yang dikarenakan oleh masalah usia dan temperamen. Tidak ada ukuran cita rasa yang dapat menentukan yang mana yang lebih baik.

Minggu, 19 Oktober 2008

"MUTASI, MUTATIS MUTANDIS, MAKELAR, GRAFIK, GRANT, GRIPIR, GRONWET, GRONDIG, GROSS WEIGHT, GRUPDYNAMICS, GUILLOTINE, GURKHA, HABIT THINKING, MYTHOS"

Perubahan perpindahan, pertukaran pegawai dan lain-lain. Dengan, perubahan-perubahan seperlunya. Yang dilakukan oleh orang atau badan hukum yang berjual beli Sekuritas atau barang untuk orang lain atas dasar komisi. Berbentuk gambar dengan garis-garis atau lain sebagainya untuk mengetahui dengan seksama tinggi rendah produksi, omzet, dan lain-lain, dalam jangka waktu tertentu dan diberikan cuma-cuma. Kepada Panitera atau pejabat pengadilan yang tugasnya membantu hakim dalam sidang dan membuat berita-berita sidang. Berdasarkan Undang-Undang Dasar Negara, dengan seksama, mendalam serta teliti. Untuk mendapatkan berat kotor atau bruto.

Suatu hubungan perasaan yang saling mempengaruhi, dimana anggota suatu kelompok mengembangkan suatu pandangan yang sama atas dasar perasaan dan emosi yang sama-sama dialami. Untuk, menghadapi alat pememnggal kepala. Bagaikan Gurkha, suku bangsa Nepal yang gagah berani dalam berperang. Namun, tetap memiliki pemikiran rutin. Untuk, memecahkan dan memadatkan atau sebaliknya, sebuah cerita kuno mengenai bumi, langit, manusia, hewan, dan lain-lain. Yang dianggap bertuah dan dipercayai orang dari Mythos itu sendiri. Untuk mengetahui hakekat dari hal-hal tersebut. Dan menetapkan sikapnya terhadap gejala-gejala itu, atas dasar hasrat manusia untuk mempertahankan diri dan mencapai kesejahteraan serta kebahagiaan.

"EDMUND BURKE (1728-1797)"

Edmund Burke menerbitkan bukunya tentang "Yang sublim dan Yang Indah". Setelah, pertengahan abad ke-18. Sumbangan terpenting dari buku ini adalah penjabaran teori tentang yang sublim secara lengkap. Ia memperlakukan yang sublim sebagai sebuah kategori, terpisah dari keindahan ; sebenarnya ia menganggap yang sublim itu bertentangan dengan keindahan. Pemisahan ini memberikan tegangan pada kesatuan teori cita-rasa abad ke-18.

Burke menolak teori tentang rasa-rasa Internal khusus dan mencoba menjadikan fenomena rasa senang dan rasa sakit yang biasa sebagai dasar bagi keindahan, serta yang sublim. Dia membedakan antara rasa senang positif dan rasa senang relatif, yang disebutnya sebagai "Delight". Rasa senang adalah akibat dari hilangnya rasa sakit atau antisipasi rasa sakit.

Kesenangan yang didapat dari keindahan adalah cinta (Kesenangan Positif), dan rasa senang ini, biasanya terkait dengan nafsu-nafsu yang berguna untuk pelestarian umat manusia. Kesenangan yang didapat dari yang sublim adalah "Delight" (Kesenangan Relatif", dan juga terjadi akibat hilangnya rasa sakit ; biasanya terkait dengan nafsu-nafsu yang berguna untuk pelestarian individu.

Burke berkata, "Yang Saya Maksud Dengan Keindahan Adalah Kualitas-kualitas Dalam Tubuh, Yang Dapat Menimbulkan Rasa Cinta, atau Yang Sejenis". Namun, kemudian ia mendefinisikan "Cinta" sebagai "kepuasan yang muncul pada pikiran, setelah merenungkan hal-hal yang indah". Yang sublim adalah apa saja yang menimbulkan rasa senang. Pengalaman akan yang sublim ditimbulkan oleh obyek-obyek yang tidak jelas atau yang berukuran luar biasa besar. Obyek-obyek demikian, biasanya mengancam serta menakutkan kita, namun jika dapat merenungkan obyak-obyek tersebut, tanpa rasa takut. Maka mereka akan dialami sebagai yang sublim. Bahkan, ketanpapamrihan juga memainkan peran penting dalam teori keindahan Burke, dan fungsinya lebih jelas dibandingkan Shaftesbury.

"We shall have a strong desire for a woman of no remarkable beauty ; whilst the greatest beauty in men, or in other animals, though it causes love, yet excites nothing at all of desire. Which shews that beauty, and the passion caused by beauty which I call love, is different from desire though desire may sometimes operate along with it" . . . (Burke : A Philosophical Enquiry into the Origin of our Ideas of the Sublime and Beautiful, p.163).

Burke membedakan antara cinta (Apresiasi Keindahan) dan keinginan untuk memiliki, yang mana dapat dikatakan cinta itu tanpa-pamrih. Namun tidak terdapat pertentangan yang niscaya diantara keduannya, malah seringkali keduanya dapat berjalan bersama.

Minggu, 12 Oktober 2008

"INTERIOR, INTERLINE, INTERAKSI, INTERNERINGSKAMP, INTERPELASI, INTEROGASI, INTERMEZZO, INTERN, INTERNASIONAL, INTEREST, INTERPRETASI, INTUISI"

Bagian dalam ruangan yang terdiri antara dua baris. Saling mempengaruhi antara 2 golongan di sebuah tempat orang-orang yang diasingkan (Di Internir). Untuk meminta penjelasan atau keterangan resmi. (terutama dalam Perlemen) pada Menteri atau Pemerintah. Dengan, mengajukan pertanyaan secara resmi, serta memeriksa seseorang oleh pihak penguasa dengan jalan mengajukan sejumlah pertanyaan (umumnya mengenai hal-hal yang dapat dianggap merongrong kewibawaan Pemerintah).

Selingan, penyimpangan dari perihal (perkara) yang sebenarnya (biasanya sesuatu yang dapat menyenangkan atau menggembirakan hati). Untuk menyelesaikan soal Intern soal dalam, yang terbatas dalam lingkungan sendiri saja, orang luar tidak boleh atau tidak usah campur tangan. Demi, sebuah sejagat yang terdiri atas bangsa-bangsa di seluruh dunia, kebiasaan yang terdapat pada bangsa-bangsa yang berkemajuan, sesuatu yang mengenai semua negeri. Untuk kepentingan atau perhatian hal yang tetap dalam kepentingan yang menarik hati. Berdasarkan, tafsiran atau sebuah penjelasan dan kesanggupan mengambil kesimpulan dengan tidak melalui proses berpikir. Secara intuisi, jadi sebagai digerakkan oleh Ilham. Untuk, menghadapi pembalikan dan susunan (kata) yang terbalik.

"FRANCIS HUTCHESON (1694-1746)"

Hutcheson mungkin merupakan tokoh yang paling mewakili estetika Inggris abad ke-18. Karena dengan Hutcheson doktrin-doktrin transisi telah selesai. Tidak ada lagi jejak transendentalisme Plato;teori estetikanya terfokus semata-mata pada fenomena inderawi, dan ketanpapamrihan berjalan secara mulus dalam konsepsinya tentang rasa.

Menurut Hutcheson kata "Keindahan" (beauty) bukanlah nama sebuah obyek transendal, juga bukan nama dari obyek yang kita lihat, dengar atau sentuh. "Keindahan" memberikan nama pada "ide yang muncul dalam diri kita". Artinya, ia merujuk pada sebuah obyek dalam kesadaran kita yang dibangunkan oleh persepsi atas obyek-obyek eksternal tertentu. Keindahan sudah menjadi sangat subyektif. Sekali pengalaman keindahan dikenali, penyelidikan dapat dibuat untuk mengetahui apakah ada ciri-ciri obyek persepsi yang mendorong untuk terjadinya pengalaman keindahan. Rumusan Hutcheson yang terkenal adalah "Uniformitas dalam Varietas", yakni kesatuan dalam keaneka-ragaman. Kadang kala ia merujuk "Kesatuan dalam Keragaman" sebagai keindahan, artinya penyebab keindahan. Apa yang dimaksud Hutcheson dengan "Ide Keindahan" adalah rasa keindahan itu sendiri.

Ketika Hutcheson berbicara tentang rasa keindahan, yang dimaksud adalah sebuah kemampuan yang membangunkan ide atau rasa keindahan dalam pikiran. Jika Shaftesbury menyatakan bahwa ada satu indera internal dengan beberapa fungsi Hutcheson berpendapat bahwa ada beberapa indera dengan fungsi-fungsi tunggal : rasa moral, rasa keindahan, rasa takjub, dsb. Namun, ia hanya membicarakan tentang rasa moral dan rasa keindahan. Indera-indera ini adalah indera-indera internal, artinya bahwa obyek-obyeknya pun juga internal, berbeda dengan indera-indera eksternal, seperti penglihatan, pendengaran yang obyeknya eksternal. Indera-indera internal sifatnya reaktif secara alamiah, bukan secara persepsi, yakni bahwa indera-indera ini bukanlah cara melihat dunia, seperti penglihatan dan pendengaran.

Seperti juga Shaftesbury, Hutcheson berusaha membantah teori psikologi Thomas Hobbes, yang mengatakan bahwa semua tingkah laku bersifat mementingkan diri. Menurut, Hutcheson alasan menyebut kemampuan mempersepsi keindahan sebagai rasa adalah bahwa kesadaran akan keindahan itu sifatnya langsung, artinya tanpa melalui pikiran. Pengalaman keindahan seperti merasakan asinnya garam atau manisnya gula. Hutcheson, berpendapat bahwa jika pengalaman keindahan bebas dari pikiran, serta kalkulasi otak, maka apresiasi estetis menjadi tanpa-pamrih. Misalnya, jika saya membuka mata dan melihat sebuah pensil merah, kesadaran akan kemerahan tidak terpengaruh oleh kepentingan-kepentingan diri, walaupun ada niat untuk melihat warna hijau, tetapi saya tidak dapat melakukannya.

Teori Hutcheson di desain agar pengalaman keindahan dan penilaian keindahan menjadi obyektif dengan mengikatnya pada kemampuan-kemampuan bawaan yang fundamental dari konstitusi diri manusia. Kemapuan-kemampuan ini tanpa-pamrih, karena mereka adalah indera-indera rasa yang tak gampang dipengaruhi. Seperti yang dikatakan Hutcheson, bahwa rasa keindahan itu sifatnya pasif;yakni ia bereaksi secara otomatis, dan rasa keindahan tidak berasal dari "Pengetahuan akan azas-azas, proporsi-proporsi, sebab-sebab, atau manfaat sebuah obyek.

Sabtu, 20 September 2008

"DOKRIN, DOGMA, DOGMATISME, DISIPLIN, DISPOSISI, DISINTEGRASI, DIVISION OF LABOUR"

Ajaran atau suatu paham ilmu pengetahuan dan lain-lain yang dianut dan dijadikan pegangan. Yang disesuaikan dan diseleksi, berdasarkan ketentuan yang harus diterima tanpa di dasarkan pertimbangan-pertimbangan unsur-unsur kepribadian. Serta, cara mengemukakan ketentuan yang tidak didasari ilmu pengetahuan. Namun, juga patuh terhadap peraturan-peraturan yang sangat keras dari Organisasi atau Militer. Sehingga, sifat-sifat pembawaan seseorang yang masih mungkin untuk dikembangkan dapat ditingkatkan sesuai batasnya. Untuk Mengatur, Mengendalikan, Menyelaraskan, Menserasikan, dan Menyeimbangkan kekacauan jiwa yang disebabkan oleh dorongan nafsu yang menguasai kehidupan jiwa. Sehingga, tahu dan mengerti secara mendalam antara jasmani dan rohani dalam pembagian kerja.

"SHAFTESBURY (1671-1713)"

Shaftesbury adalah seorang filsuf bangsawan yang pandangannya masih bersifat transisi, namun sangat penting dalam sejarah pemikiran estetika Inggris di abad ke-18. Pandangan-pandangannya yang tersebar dan tidak sistematis, bersifat transisi karena ia masih mengikuti teori keindahan Platonis, namun sekaligus juga mengikuti teori cita-rasa, bahkan menjadi sumber yang paling berpengaruh. Kedua teori ini bukannya secara logis tidak konsisten. Namun, walaupun sejumlah besar filsuf Inggris abad ke-18 mengadopsi versi tertentu teori cita-rasa, hanya sedikit sekali yang secara empiris menerima transendentalisme Plato. Menurut Shaftesbury, ada sebuah kemampuan cita-rasa tunggal yang dapat berfungsi baik sebagai rasa moral untuk membuat putusan atas tingkah laku atau rasa keindahan untuk membuat putusan, apakah sesuatu memiliki kualitas keindahan. Obyek sebuah putusan atas keindahan adalah bersifat transendental. Minatnya, terhadap yang sublim, mungkin berasal dari konsep dunia sebagai Ciptaan Tuhan ; dan kebesaran serta ketakterpahaman ciptaannya, hanya dapat digambarkan sebagai "Yang Sublim". Pemikirannya tentang "Ketanpapamrihan" (Disinterestedness), yang akan menjadi inti konsep estetika. Shaftesbury menekankan pentingnya "Ketanpapamrihan" bagi moralitas. Artinya, agar sebuah tindakan memiliki nilai moral (bukan hanya memiliki akibat-akibat baik saja). Orang yang melakukan tindakan haruslah tidak termotivasi semata-mata oleh motif-motif yang mementingkan diri sendiri dan secara kebetulan. Di masa sekarang banyak teoretikus di bidang pengalaman estetika telah meluaskan wilayah "Ketanpapamrihan" dan mengembangkan pandangan bahwa ada satu jenis persepsi khusus, yakni persepsi tanpapamrih yang menjadi dasar bagi pengalaman estetis.

Sabtu, 13 September 2008

"DEPRESI, DEPENDENSI, DESTRUKTIF, DEMENTIA PARALYTICA, DEMARKASI, DISERSI, DEMILITERISASI, DEMOBILISASI, DEMISIONER"

Keadaan mental yang memperlihatkan gejala-gejala hidup yang tertekan dan sedih, gerakan yang lesu lambat dan arus pikir lambat seolah-olah penderita sukar menemukan kata yang tepat. Bahkan, mempengaruhi kemunduran dalam bidang ekonomi/perdagangan. Ketergantungan yang bersifat merusak. Dimana, kerusakan-kerusakan pada mental dan kelumpuhan jasmani, akibat penyakit Syphilis.

Dalam perang, batas yang ditetapkan pada waktu diadakan gencatan senjata atau perdamaian yang tidak boleh dilanggar oleh pihak yang bermusuhan. Pelanggaran tersebut, biasanya lari dari kesatuannya, menyeberang kepihak musuh. Atau, bahkan terbujuk dan terlena dengan situasi dan kondisi musuh. Sehingga, memihaknya. Sangat perlu dan hari ini juga. Adanya sebuah tindakan, penarikan kembali angkatan bersenjata dari suatu daerah. Sehingga daerah itu kembali dikuasai oleh sipil. Serta, diikuti dengan penghapusan mobilisasi (Pembebasan yang dikerahkan pada waktu perang). Yang sudah meletakkan jabatannya, tetapi masih bekerja sementara menanti ganti.

"ESTETIKA INGGRIS"

Abad ke-18 merupakan waktu yang kritis serta titik balik dalam sejarah pemikiran estetika. Pada masa ini sejumlah pemikir Inggris bergulat secara intensif pada masalah "Filsafat Cita Rasa" (The Philosophy of Taste) dan mau mencari basis bagi estetika dalam bentuk modern. Karena itu sering dikatakan bahwa estetika modern dimulai pada abad ke-18, terutama dipelopori oleh para filsuf dan esais Inggris abad ke-18. Sebenarnya pada pertengahan abad ke-18, seorang filsuf Jerman, Baumgarten (1714-1762) telah menemukan dan menggunakan kata "Estetika", untuk pertama kalinya, dan kemudian menjadi nama bagi bidang filsafat keindahan. Tetapi pandangan Baumgarten tidak banyak pengaruhnya bagi perkembangan estetika selanjutnya.

Dalam tradisi pemikiran filsafat terdapat doktrin tentang kemapuan-kemampuan mental (Mental-Faculties) yang telah dirintis sejak Abad Pertengahan. Menurut, doktrin ini ada empat kategori kemapuan :
1. Kemampuan Vegetatif, yang menjelaskan masalah Nutrisi dan Perkembangbiakan.
2. Kemampuan Lokomotif, yang menjelaskan Gerak.
3. Kemampuan Rasional, yang menjelaskan Sikap Mental.
4. Kemampuan Sensoris, yang menjelaskan Persepsi, Imajinasi, dan yang sejenisnya.

Para Filsuf Inggris lebih cenderung memasukkan pengalaman keindahan ke dalam kategori kemampuan sensoris saja dan melihatnya sebagai sebuah Fenomena Cita Rasa.

Sabtu, 06 September 2008

"ADOLESEN, MANIFESTASI, PEURAL, MATURY, MELAMUN, MEISYE, MENDEMENSI, MASSIF, MAKET, MAKETA, MANOEVRE"

Masa ini dialami oleh anak menjelang kedewasaan. Pada masa ini, ia sudah memiliki kematangan Jasmani dan Rohani, yang menjelma dalam sebuah penjelmaan dari masa seorang anak mengalihkan perhatian dan pandangan kepada masalah dan hal yang berada di luar dirinya. Untuk memberi pernyataan, bahwa dirinya lebih memperhatikan sebuah kedewasaan atau kematangan dalam cara berpikir dan sebagainya.

Khayal yang bebas tanpa batas, juga mengenai hal-hal yang tidak realistis. Karena, datang dan masuknya Anak Gadis atau Pacar. Entah, baru pertama kali ataupun sudah ke-berapa kali. Sampai muncul, suatu kemunduran pikiran atau akal, yang disebabkan oleh pengaruh penyakit Syphilis. Yang sifatnya, padat tak berongga, kuat, dan sangat kuat tak sebanding dengan umurnya. Dengan, model kecil dari suatu gedung, desa, kapal, dan sebagainya yang terbuat dari tanah liat, kayu, kertas, atau lain-lainnya. Demi sebuah Masa Kebaktian Taruna. Dan bukan lagi, sebuah latihan perang-perang secara besar-besaran dan banyak tipu daya.

"ALEXANDER GOTTLIEB BAUMGARTEN (1714-1762)"

Baumgarten ada dalam tradisi filsafat sistematis rasionalisme Christian Wolff (1679-1754). Baumgarten yang dibesarkan di kota Berlin, Jerman. Selain menjadi pengikut filsafat Wolff, ia juga adalah seorang pelajar dan guru untuk Retorika Latin dan Puisi Latin. Studi-studi ini membuatnya mencari sebuah metode, dimana rumus-rumus Retorika dapat direduksikan ke dalam sebuah sistem filsafat yang kokoh atau kuat.

Ia mengambil gelar doktornya, pada September 1735, ketika berusia 21 tahun, dengan tesis "Meditationes Philosophicae de Nonnulis ad Poema Pertinentibus" : Disinilah kata Estetika (Aesthetic) muncul untuk pertama kalinya sebagai nama sebuah sains khusus (Special Science). Baumgarten sangat terikat dengan penemuannya. dimana di masa muda, dan ketika ia mendapat panggilan untuk mengajar di Universitas Frankfort-on-the-Order, dan juga pada 1749, ia memberikan ceramah-ceramah tentang Estetika. Kata Estetika menjadi judul buku yang diterbitkan dari ceramah-ceramah tersebut. Pada 1758, ia menerbitkan bagian kedua buku tersebut, tetapi karena sakit dan akhirnya meninggal pada 1762. Ia tidak sempat menyelesaikannya.

Sabtu, 30 Agustus 2008

"MONOLOG, MONOGRAM, MONOGRAP, MONOGRAFI, MONOPOLIST, MONOTOON"

Berbicara sendirian dalam Sandiwara yang bermetamorfosis menjadi sebuah dua atau lebih huruf-huruf yang dijadikan satu (Biasanya huruf pertama nama seseorang), membentuk sebuah karangan mengenai satu pokok.

MONOS = Sendirian atau Satu. GRAPHEIN = Melukiskan atau Menggambarkan dengan kata-kata. Yang di pegang oleh orang, untuk Memonopoli Pedagang (Tulisan) yang menjalankan Monopoli, bernada Tunggal tanpa Variasi, sehingga Menjemukan.

"RENE DESCARTES (1596-1650)"

Rene Descartes (Cartesius) dilahirkan di La Haye, Touraine (Perancis) pada 1596. Ia dijuluki sebagai Bapak Filsafat Modern, karena dialah yang meletakkan dasar-dasar pemikiran bagi aliran Rasionalisme. Ia belajar Filsafat di Kolese La Fleche, yang dipimpin oleh para Pater-pater Yesuit, tetapi ia tidak puas dengan filsafat dan ilmu pengetahuan yang menjadi bahan pendidikannya.

Ia tidak senang dengan cara hidup lingkungannya yang BORJUIS. Setelah meninggalkan Kolese, ia mendaftarkan diri menjadi TENTARA JERMAN. Ketika sedang berkemah di dekat Kota Ulm, ia mendapat "Mimpi" yang terkenal (10-11 November 1619) : Sebuah penglihatan yang diberikan Tuhan tentang satu ilmu Induk. Ilmu itu disusun oleh satu orang menurut satu metode saja. Metode itu adalah metode Metematis. Dengan metode tersebut akan, tercapailah Kesatuan semua Ilmu Pengetahuan. Ia merasa terpanggil untuk mewujudkan mimpi tersebut. Dan karena itu, ia juga banyak bepergian ke luar negeri.

Selama dua puluh tahun (1629-1649) Descertes tinggal di negeri Belanda. Di sana ia menuliskan karya-karyannya yang terpenting. Di sana juga karya-karyanya pertama kali diterbitkan. Pada 1649, ia diundang ke Swedia oleh Ratu Christina, yang tertarik untuk mempelajari Filsafatnya. Akhirnya ia meninggal dunia di Stockholm, Swedia pada 1650.

Minggu, 24 Agustus 2008

"TRACE, TRADISI, TRAUMA, TRANCE"

Jejak, Kesan, Bekas, Garis yang dirintis terbentuklah adat-istiadat, kebiasaan yang dilakukan turun menurun. Di lain sisi, kebiasaan tersebut menciptakan suatu pengalaman yang luar biasa yang sangat memukul jiwa seseorang. Sehingga terjadi luka jiwa. Sejak terjadinya peristiwa itu kehidupan pribadi tersebut mengalami satu loncatan atau belokan hidup baru, karena terdapatnya pemahaman-pemahaman baru.

Seorang gadis mengalami patah cinta. Terjadilah Trauma dan Shock Mental, kemudian terjadilah lompatan : Menaik jadi Suster atau Artis. Menurun jatuh dalam lembah Prostitusi. Dua lompatan Menaik atau Menurun, hal tersebut adalah sebuah keadaan sedang tidur karena Hypnose.

"RASIONALISME KONTINENTAL"

Pada masa antara tahun 1600-1700, penyelidikan subyektivitas manusia lebih terpusat pada "Rasio". Kata rasio diturunkan dari kata latin "Ratio" yang berarti akal budi. Dari kata ini dibentuklah Rasionalisme. Rasionalisme adalah pendapat yang menyatakan bahwa akal budi merupakan alat terpenting bagi manusia untuk memahami dunia serta mengatur hidupnya. Jadi, aliran Rasionalisme beranggapan bahwa sumber pengetahuan adalah Rasio, dan kebenaran yang pasti itu berasal dari rasio, bukan pengalaman. Ini berlawanan dengan Empirisme Inggris yang justru meyakini bahwa pengalamanlah yang menjadi sumber pengetahuan, baik pengalaman batin maupun indrawi. Rasionalisme, sebenarnya adalah sebuah cermin dari pengetahuan matematika. Dimana, sumber susunan sistem filsafatnya berpusat pada manusia yang berpikir.

Minggu, 27 Juli 2008

"PHILOSOFI, PHOBIA, PETISIOPRINSIP, PETISI, PHRASEOLOG, PHYSIKAL REVOLUSION, PIONIR, PILOT PROJECT, PLANNING"

Seorang ahli filsafat, yang memiliki sebuah penyakit bawaan, dimana suatu perasaan takut yang bersifat abnormal, dan timbul tanpa alasan yang dapat diterima akal. Selalu membayang-bayangi dan menghantui kemana pun perginya. Bahkan, kadang sering menerima suatu dalil tanpa pembuktian. Untuk memberikan sebuah (surat) permohonan yang ditujukan pada pemerintahan tertinggi (Pemerintahan Pusat). Surat ini ditujukan kepada orang-orang ahli dalam hal mempergunakan kata-kata yang muluk-muluk.

Mungkin, jangan heran apabila suatu saat nanti akan terjadi Revolusi Fisik, bahkan Revolusi bersenjata. Dan banyak muncul perintis, pelopor yang merintis proyek percobaan, untuk proyek yang lebis besar. Bahkan, perencanaan tersebut sangat sistematis supaya memperoleh hasil sebagaimana yang diinginkan.

"GIORDANO BRUNO (1548-1600)"

Filsuf berkebangsaan Italia ini berbicara tentang ide-ide masa Abad Pertengahan dan Renesans, tentang keindahan absolut yang bertentangan dengan keindahan dari pencerapan indrawi, tetapi dapat dipakai sebagai batu loncatan ke arah keindahan absolut. Ia melihat keindahan sebagai harmoni dan konsonan yang dapat di mengerti secara intelektual. Namun, ia sekaligus juga meninggikan seniman sebagai manusia superior, seorang pahlawan (a Hero) yang melampaui aturan-aturan. Hal ini mirip dengan konsepsi seniman di masa Romantik sebagai "The Artist-Genius". Bruno berpendapat bahwa "puisi" tidak terlahir dari aturan-aturan, melainkan dari kecelakaan. Ini ada kemiripan dengan pemikiran filsuf Inggris, Francis Bacon.

Diantara begitu banyak prinsip-prinsip estetika yang berbeda dan sering bertentangan di masa Renesans, pandangan Humanisme baru (Humanisme Italia), yakni kebangkitan kembali kebudayaan Klasik (Yunani-Romawi) sangat mendominasi aturan-aturan akademis, yang nantinya pada abad ke-17, akan menganggap karya seni-baik puisi maupun seni-seni visual sebagai "Sebuah refleksi atau cermin realitas", tetapi realitas yang sudah diidealisasikan serta dibuat bersesuaian dengan keinginan-keinginan manusia, bukan dunia aktual dimana kita tinggal dan hidup. Ini adalah teori estetika idealis, yakni suatu bentuk naturalisme yang menyatakan bahwa fungsi dan keutamaan seni adalah menjadi cermin realitas, bukan sebagai realitas seperti yang mereka kenal dalam pengalaman.

Minggu, 20 Juli 2008

"AMNESIA, AMORPHE, AMUNISI, ANAKRONISME, AMORAL, AMPIBI, ANESTESI, ANESTETIS, ANAMNESIS, ANARKHI, ANARKHISME"

Kehilangan daya ingat yang tanpa bentuk ( tak berbentuk) sebagai persediaan alat perang, terutama peluru, mesin, robot, dan lain-lain. Walaupun terkadang tidak cocok dengan zamannya, bahkan terkadang terkesan tidak bermoral, suatu sikap adalah amoral jika tidak dapat dan tidak boleh diukur dengan ukuran-ukuran baik dan jahat yang berlaku dalam masyarakat.

Dengan transformasi yang berasal dari alam, jenis binatang yang dapat hidup di dua tempat di air dan di darat. Bahkan sampai-sampai karena di dua tempat tersebut, karena terbiasa menjadi mati rasa. Yang menyebabkan mati rasa atau berkenaan dengan mati rasa. Dari seorang pasien penyakit jiwa, dimana sejarah atau hal ikhwal mengenai keluarga terutama kenyataan-kenyataan dari jiwa yang nampak luar biasa. Sejarah dari pasien itu sendiri, terutama kesulitan-kesulitan waktu sekolah, perbuatan-perbuatan yang luar biasa. Jika mempelajari dan mendalaminya.

Bahkan seolah cenderung diputar ke sebuah keadaan dalam suatu negara, dimana warga negara tidak mengakui adanya suatu pemerintahan dan undang-undang serta peraturan-peraturan yang mengikat. Dimana, sudah berjalan sebuah paham lama mengenai suatu masyarakat yang menghendaki, tercapainya keadilan sosial atas dasar kebebasan dan kemerdekaan perorangan yang seluas-luasnya dengan tidak ada paksaan dari pemimpin sedikit pun.

"FRANCESCO PATRIZI (1529-1597)"

Partizi adalah seorang filsuf dan teoretikus berkebangsaan Italia yang menulis sebuah traktat tentang puisi dalam sepuluh bagian. Dua bagian pertamanya diterbitkan pada 1586 dan sisanya masih dalam bentuk manuskrip asli, sampai baru belakangan ini ditemukan ini ditemukan di Biblioteca Palatina, di kota Parma. Walaupun pada masa Renesans, Ide dari inspirasi puitis harus mengalah pada kemampuan-kemampuan seniman dengan akalnya, tetapi Patrizi berpendapat bahwa "Furor Poeticus" lah yang menjadi sumber segala pencapaian sejati dalam seni. Ia melawan teori klasik tentang doktrin "imitasi" (Mimesis) dari Plato, dan menyatakan bahwa sang seniman pertama-tama adalah seorang pencipta (Facitor) bukan menirukan alam, tetapi mengungkapkan imajinasi kreatifnya sendiri. Pandangannya bahwa puisi merupakan transformasi dari alam. Menurut Patrizi satu-satunya kualitas esensial bagi seni-murni adalah "Keajaiban, sesuatu yang mengagumkan" (The Marvelous) :

"Penyair adalah orang yang menciptakan keajaiban di dalam puisinya". Sang penyair membangun, serta menciptakan karya barunya, dan setiap puisi seolah-olah adalah sebuah dunia tersendiri.

Minggu, 06 Juli 2008

"MODUS, MODUS OPERANDI, MODUS PROCENDENDI, MONDELING, MODERN, MODERNISASI, MODERNISME, MODUS VIVENDI"

Sebuah cara, cara untuk pelaksanaan atau cara kerja yang disempurnakan untuk cara bertindak dengan lisan. Sehingga, sebuah cara zaman sekarang ini, yang sesuai dengan masa paling baru atau Mutakhir. Dengan meninggalkan, cara-cara dan alat-alat yang telah usang (lama) lalu beralih pada cara-cara dan pemakaian alat-alat baru, sehingga dapat memenuhi tuntutan hidup yang sesuai dengan kemajuan dunia. Untuk mewujudkan perbaruan-perbaruan, dan aliran-aliran baru.

Semoga, cara yang memungkinkan dua pihak yang sedang bertentangan untuk sementara hidup berdampingan satu sama lain dengan saling tahan-menahan hati.

Secara, otomatis. Untuk belajar saling memiliki dan dimiliki.

"LEONARDO DA VINCI (1452-1519)"

Da Vinci adalah seorang ahli ilmu alam dan seniman ternama, yang menulis tentang seni lukis dan tekhniknya. Ia juga, secara khusus menyinggung tentang kesetiaan dan ketelitian dalam menggambarkan sesuatu sambil memperhatikan segala unsur sampai yang terkecil pun. Ini merupakan warisan dari masa akhir Abad Pertengahan. Da Vinci, juga membuat studi tentang hukum-hukum perspektif yang sangat berarti.

Da Vinci adalah seorang Uomo Universale, artinya : Seniman Perintis di masa Renesans (Pelukis, Pemahat, Arsitek), juga seorang peneliti dan perintis ilmu alam.

Pandangannya tentang seni lukis ada 2 tahap :
Dengan mengikuti model warisan Aristoteles dan Alberti, Da Vinci melihat aktivitas seni mencakup tahap observasi terhadap alam dan rincian-rinciannya secara ilmiah, kemudian menuju tahap momentum inspirasi Ilahi. Tahap momentum inspirasi Ilahi, artinya inspirasi Ilahi itu pada saat atau momentum tertentu diperoleh dan dapat membantu memvisualkan kembali alam yang telah di observasi secara cermat.

Seperti juga halnya dengan para pengikut Platonisme lainnya, Da Vinci menggambarkan jiwa dalam bentuk segitiga. Bentuk inilah, yang biasanya dipakai dalam menyusun komposisi lukisannya. Contoh : lukisan "Madonna of The Rocks" (1483) dan "Madonna and St. Anne" (1506). Tetapi, bagi Da Vinci keindahan tertinggi sebuah lukisan lebih ditentukan oleh unsur "Kiaroskuro", yakni terletak di garis batas antara bagian gelap dan bagian terang. Seorang pelukis harus dapat melihat jelas bagaimana bayang-bayang tersebut. Estetika Da Vinci merujuk pada 2 tujuan yang harus dicapai oleh seorang seniman : pertama, ada keinginan atau usaha agar lukisannya menjadi "Dinamis-Ekspresif". Kedua, ada keinginan untuk menampilkan keindahan yang membawa ketenangan. Keduannya harus disatukan secara harmonis, agar lukisan menjadi sempurna. Bagi, Da Vinci, lukisan yang efektif adalah yang kaya akan warna dan unsur-unsur baru.

Minggu, 29 Juni 2008

"TOLERAN, TOLERANSI, TORPEDO, TORPEDIR, TOTAL PEOPLE'S DEGENCE, TOP SECRET"

Tahu menghargai paham yang berbeda dari paham yang dianutnya sendiri. Yang menghasilkan sebuah kesediaan untuk mau menghargai paham yang nyata berbeda dari paham yang dianutnya sendiri. Walaupun, terkadang banyak serangan bertubi-tubi, tiada-henti, terus-menerus, dan membabi buta. Dengan menggunakan sebuah alat berbentuk cerutu (diluncurkan dari kapal selam, pesawat udara dan lain-lain) untuk menghancurkan kapal musuh. Untuk tujuan menembak (menenggelamkan) dengan torpedo, dan menggagalkan dengan alasan-alasan yang tepat dan jitu. Padahal, tidak ada yang tahu bahwa serangan itu adalah sebuah pertahanan rakyat semesta. Walaupun Kehancuran, Kerusakan, dan Perpecahan yang sifatnya sangat rahasia sekali.

"MARSILIO FICINO (1433-1499)"

Ficino adalah salah satu perintis dan pendiri "Akademi" baru pada 1462. Ia menjadi tokoh sentral dalam gerakan kebangkitan kembali filsafat Neo-Platonisme di Italia. Di kota Firenze, khususnya filsafat Plato dipelajari dan dikagumi. Ficino menyelidiki masalah keindahan secara teoritis. Ia berpendapat bahwa "Dengan suatu konsentrasi yang mengarah pada inti batin", seorang seniman menciptakan karya seni yang kemudian diwujudkan secara konkret. Pandangan ini mengandung suatu dualisme yang bahkan tidak ditemukan dalam pemikiran Plato. Pandangan ini bahkan agak mendekati pemikiran Rasionalisme yang muncul di kemudian hari. Pemikiran Plato sebenarnya lebih dekat dengan pendekatan Eksistensial-Fenomenologis modern yang terfokus pada terjadinya intuisi seni dalam penciptaan karya seni ; dan juga mengutamakan kesinambungan pengamatan karya seni dengan munculnya rasa keindahan atau pengalaman estetis.

Minggu, 22 Juni 2008

"AHIMSA, AKSIOLOGI, AKADEMIKUS, AKOSMISME, DAN AKTING"

Tanpa kekerasan (a = tanpa), (himsa = kekerasan), hukum yang melarang membunuh makhluk, manusia atau binatang, karena didiami oleh jiwa yang tidak boleh diganggu. Ahimsa menjadi azas pengerahan M.K Ghandi di India. Dimana, dapat terbentuk dan bereaksi dengan cabang dari ilmu filsafat yang mempelajari. Nilai yang menentukan kelakuan manusia dengan perpaduan antara aliran idealisme dan aliran yang berpedoman pada praktek.

Demi sebuah tuntutan sebagai orang yang menuntut pelajaran diperguruan tinggi atau tamatan di Perguruan Tinggi. Untuk mempelajari dan menaklukkan suatu ajaran bahwa semua yang terlihat di dunia ini, sebagai tipuan dan khayalan belaka (Filsafat India dan ajaran Filsuf-filsuf ELEA, Yunani). Jadi, bagi filsuf-filsuf aliran ini tidak terwujudlah dunia ini pada hakekatnya. Sehingga, semuanya tidak tahu Siapa, Dimana, Kemana, Mengapa ? Semuanya saling membingungkan. Dan lupa tidak sadar, bahwa dirinya adalah bagian dari sebuah permainan yang berlaku sebagai yang diperankan.

"LEON BATTISTA ALBERTI (1404-1472)"

Alberti adalah seorang arsitek, Pelukis dan ahli filsafat berkebangsaan Italia yang tulisan-tulisannya kental dengan semangat humanisme. Ia mengenal esensi estetika Yunani-Romawi lewat tulisan-tulisan Vitruvius dan Plinius. ia menyelediki syarat-syarat apa yang harus dipenuhi dalam karya Seni Lukis, Seni Pahat dan Arsitektur dari sudut pengolahan materi, yaitu suatu keseluruhan yang terdapat di antara segala bagian karya seni, dan dengan demikian menjadi satu kesatuan. Untuk menikmati keindahan sebuah karya seni, yaitu agar dapat menangkap keselarasan tersebut, si pengamat di tuntut memiliki "Cita rasa keindahan" (Sense Of Beauty).

Teori keindahan yang dikemukakan Alberti lebih sederhana dan langsung. Ia mendefinisikan keindahan, sehubungan dengan "Harmoni antar bagian-bagian". Definisi ini mengakibatkan keindahan menjadi identik dengan tingkat harmoni tertentu, bukan harmoni sebagai sebuah kondisi atau syarat bagi keindahan. Definisi Alberti bersifat obyektif, karena hanya merujuk pada properti benda-benda dan bukan pada kondisi pikiran si subyek. Ia memang mengajukan sebuah postulat tentang rasa keindahan khusus ( A Special Sense Of Beauty) dalam diri manusia, lewat mana keindahan itu ditangkap. Makna kata "Sense Of Beauty" menjadi sebuah konsep yang banyak dipakai pada estetika abad ke-18.

Menurut Alberti inspirasi seorang pelukis atau seniman harus bersumber pada alam, artinya dengan mempelajari alam secara matematis, maka perspektif ini akan sangat membantunya dalam menggambarkan alam secara benar. Perspektif yang benar akan sangat membantu mewujudkan karyanya secara benar pula. Di dalam ulasannya tentang karya seni, Alberti menggunakan istilah-istilah : Kesatuan, Keragaman, Keagungan, Kesempurnaan, Penemuan, Imajinasi, Fantasi, dan Caprice.

Minggu, 15 Juni 2008

"KREASI, KREATIF, KRITISISME UNTUK LOCOMOTOR ATOXIA"

Sebuah ciptaan, untuk mendapatkan sebuah kata yang bersifat mencipta, menjadikan suatu perwujudan (yang dapat dimanfaatkan atau dinikmati). Berdasarkan sebuah aliran yang berpendapat bahwa ilmu pengetahuan berasal dari pengalaman (Empiri). Kemudian diolah oleh Akal (Rasio). Antara fisik dan non fisik. Sampai-sampai, apa yang didapatkan hanyalah penyakit syaraf yang menyebabkan kehilangan kerjasama antara otot-otot yang diperlukan waktu berjalan.

"PENGETAHUAN ADALAH KEKUASAAN, FRANCIS BACON (1561-1626)"

Bacon bukanlah seorang filsuf, melainkan seorang sarjana hukum lulusan Trinity College of Cambridge ubiversity. Ia sempat menjadi anggota parlemen kerajaan Inggris pada 1584. Bacon sibuk dengan pertanyaan-pertanyaan seperti : Bagaimana ilmu pengetahuan dapat diperbaharui ? Manakah metode yang tepat untuk suatu riset ilmiah ? Apakah tujuan ilmu pengetahuan ? Bagi Bacon, ajaran dan Aristoteles tidak banyak gunanya. Karena persoalannya bukan : mengalahkan lawan bicara dengan argumentasi logis, tetapi : menaklukkan alam lewat kerja. Jadi, bicaralah sedikit, namun bekerjalah banyak. Bagi Bacon, pengetahuan yang pantas diusahakan adalah pengetahuan yang bertujuan "Menguasai Alam" demi kepentingan manusia. Pengetahuan ini memberi kekuatan pada manusia untuk menjadi penguasa alam. Contohnya adalah penemuan mesin cetak, mesiu, dan kompas. Maka ia menyimpulkan bahwa semua ilmu pengetahuan harus diperbaharui metodenya.

Bacon menyatakan bahwa jika kita mau mencapai pengetahuan yang sejati, kita harus "Dimurnikan" dari segala macam "Berhala" (Idolae) yang secara deduktif akan menentukan pengetahuan kita. Untuk itu, Bacon memperkenalkan sebuah metode baru (Novum Organum) yang dapat membantu kita mencapai kebenaran ilmu pengetahuan. Metode itu adalah "Induksi". Bagi Bacon, induksi bukanlah sekedar generalisasi dari pelbagai hal khusus untuk memperoleh hal yang umum. Induksi adalah metode pengetahuan yang mengumpulkan membandingkan data-data hasil pengatamatan atas eksperimen-eksperimen yang kita buat, dan lewat proses generalisasi-lalu menghasilkan suatu pola atau prinsip umum. Induksi ala Bacon tidak berangkat dari sembarang data-data empiris yang dicerap oleh panca indera kita, melainkan menyeleksi terlebih dahulu hal-hal yang mau diselidiki, yang kemudian diolah secara metodis dan bertahap lewat eksperimen-eksperimen yang tujuannya telah ditetapkan. Dengan demikian, dalam induksi ini bekerja dua unsur dalam satu proses pengetahuan, yakni Pengalaman inderawi dan Akal Budi.

Dalam tulisan-tulisannya secara jelas, Bacon mengklasifikasikan puisi dan seni sebagai cabang ilmu pengetahuan. Dari ketiga wilayah ilmu pengetahuan, sejarah termasuk wilayah Akal-Budi (Reason) : dan puisi termasuk wilayah Imajinasi. Jika ingatan itu terkungkung dalam batasan-batasan fakta dan aktualitas, sedangkan imajinasi tidaklah begitu dibatasi, tetapi "justru dengan tidak terikat pada hukum-hukum materi, ia dapat dengan sesuka hati mengikuti apa yang sudah dibangun oleh alam, dan membangun apa yang telah diolah alam, dan dengan demikian membuat pasangan-pasangan yang tak beraturan, serta hal-hal yang berbeda".

Menurut Bacon, fungsi seni adalah mempresentasikan sebuah tiruan realitas (Simulacrum of Reality), tetapi seni memanfaatkan kekuatan imajinasi untuk menyampaikan tiruan dari realitas yang diubah dan disesuaikan dengan idealnya manusia, mengenai apa yang benar dan pantas, kemudian digarap hampir mendekati keinginan-keinginan manusia, sehingga menghasilkan realitas yang lebih menarik dari realitas sehari-hari dalam kehidupan aktual.

Minggu, 08 Juni 2008

"AUTHORITY, AUTORITAS, AUTO SUGESTI, DAN AUTODIDAK"

Wewenang atau kemampuan yang sah dari seseorang untuk mengambil tindakan yang diperlukan agar tugasnya dapat dilaksanakan dengan berhasil. Berdasarkan sebuah kekuasaan batin yang diakui oleh orang lain, berdasarkan keikhlasan. Memilih dan memilah segala pilihan, dengan kekuatan kebebasan untuk menentukan sebuah pilihan memilih dan memilah diri sendiri dan orang lain.

Sugesti terhadap diri sendiri untuk mendidik diri sendiri tanpa bantuan orang lain (guru). Kemauannya keras untuk maju, mendorong semangat belajar dari membaca maupun penyelidikan-penyelidikan. Biasanya orang itu, berfikiran dan berpandangan maju dan terkemuka melebihi study di sekolah. Walaupun, terkadang banyak Cacian dan Makian, Positif dan Negatif, Saran dan Kritikan, Kebenaran dan Kejahatan, Kebencian dan Kasih Sayang, Kesedihan dan Kesenangan, Tragedi dan Romantisme, Dendam dan Pelampiasan, Bahkan Cinta dan Seks. Melebur, Membaur, Tercampur, dan membentuk Kolaborasi yang aneh penuh Realita dan Maya. Sampai-sampai rasanya pun, sudah lupa dengan rasa, apa itu ?

"Aku adalah Sekarang, Besok adalah Aku, dan Kemarin adalah Aku yang Sekarang untuk Aku, untuk Besok".

"PAX PHILOSOPHICA / FILOSOFIS PERDAMAIAN, PICO DELLA MIRANDOLA (1463-1494)"

Pico menjadi salah satu tokoh penting masa Renesans yang menekankan posisi khusus manusia di atas semua hal lainnya. Ia adalah seorang sarjana Hukum Gereja yang menekuni filsafat Klasik dan teologi Skolastik. Dari studinya atas filsafat dan teologi itu, Pico yakin bahwa ada banyak pandangan filsafat dan teologi yang bisa diselaraskan. Ia menyebutnya sebagai "Perdamaian Filosofis (Pax Philosophica).

Pico membandingkan pemikiran Abad Pertengahan dengan pandangan Renesans mengenai manusia. Abad Pertengahan meyakinkan bahwa kodrat manusia sebagai sesuatu yang tidak berubah. Mereka menentukan manusia itu lepas dari kaitannya dengan dunia dan dengan sesamanya. Yang dicari adalah sebuah prinsip metafisik yang mantap dan menjadi dasar tetap bagi ke-manusiaan-nya (mis."Esensi" atau "Eksistensi" manusia). Namun, pandangan Renesans menampilkan manusia sebagai makhluk yang berkembang, berubah-ubah, dan tidak tetap. Manusia adalah makhluk "terbuka". Dan akibatnya ia sendiri harus merancang dan mewujudkan kodrat atau hakikatnya sendiri, lewat tindakan moral-spiritual. Jadi, manusia menentukan dan menciptakan dunianya sendiri, bukan dunia atau lingkungan yang menciptakan dirinya.

Bagi Pico, Tuhan menciptakan manusia sebagai pencipta bagi dirinya sendiri ! Bagaimana bisa ? Dengan kebebasannya ! Manusia dengan kebebasannya itu dapat menentukan dirinya sendiri dan mewujudkan hakikatnya seperti yang ia kehendaki. Akan jadi apa manusia di kemudian hari, ditentukan oleh keputusan-keputusan dan tindakan-tindakan bebasnya saat ini, yang ia jalankan sebagai miliknya sendiri. Manusia sebagai "Homo Faber" (Manusia Penghasil) mampu membentuk kekhasannya sendiri secara unik dan menakjubkan.

Minggu, 01 Juni 2008

"SCEPTICISME, SCEPTICUS, DAN SCEPTISCH"

Suatu aliran dalam filsafat yang beranggapan bahwa akal manusia itu tidak cakap untuk mengetahui sesuatunya dengan pasti. Dimana, orang yang menganut paham scepticisme, biasanya orangnya peragu, dan penyangsi. Meragukan sesuatu, baik dari dalam maupun dari luar dirinya. Bukan, membohongi diri sendiri. Bahkan menipu orang lain, karena keraguan dan kesangsian pada segala hal. Tak mudah percaya, dan tak pernah merasa puas. Kelaparan dan dahaga kehausan, adalah kenikmatan dan kepuasannya. Bahan bakunya, hanyalah penuh kebimbangan, dan penuh kesangsian.

Dimanakah Harapan itu dapat terlahir, di dalam sebuah Harapan ?

Manakah sebuah Kepastian itu ?

"HUMANISME ITALIA, FRANCESCO PETRARCA (1304-1374)"

"Menghendaki Yang baik itu lebih berharga daripada mengenal yang benar". Petrarca bukanlah seorang filsuf, melainkan seorang sastrawan Italia. Semula ia belajar hukum, namun kemudian ia mempelajari sastra klasik Yunani-Romawi. Selain menulis sajak, Petrarca juga menulis banyak karya, komentar atau ulasan, tentang budaya, sastra dan alam pikiran Yunani-Romawi. Karena itu, Petrarca dijuluki sebagai "Bapak Humanisme Italia". Humanisme zaman klasik itu menjadi orientasi dan inspirasi bagi seluruh gerakan Renesans.

Bagi Petrarca, seorang filsuf sejati adalah seorang filsuf yang sadar konteks. Karena filsafat itu, bukanlah seni kata-kata abstrak dan hampa, melainkan seni mengenai hidup yang baik dan keutamaan. Menurut Petrarca, Pengetahuan Skolastik yang semata-mata bersifat murni demi untuk pengetahuan itu sendiri, sebenarnya tidak berguna. Filsafat seharusnya bersifat praktis ada untuk manusia, bukan manusia untuk filsafat.

"Adakah sebuah perbedaan besar, apakah saya tahu tentang sesuatu atau : apakah saya mencintai sesuatu ; apakah saya memahani sesuatu atau : apakah saya mengusahakan sesuatu. Aristoteles mengajarkan apa itu keutamaan, namun ia kurang mengenal kata-kata yang dapat meyakinkan dan menyemangati orang ; kata-kata yang menggerakkan kita untuk meraih cinta ; kata-kata yang dapat menghidupkan dan mengobarkan api jiwa kita. Di pihak lain, yang terjadi adalah sebaliknya : tokoh-tokoh seperti Cicero dan Seneca sering kita jumpai kata-kata yang demikian itu"

Minggu, 25 Mei 2008

"STRIP-TEASE STRUGGLE FOR EXISTENCE, LIFE, HIGHLIFE"

Pertunjukkan tari telanjang. Sambil menari-nari mengikuti irama musik, maka penarinya melepaskan pakaiannya satu demi satu, dan pada akhirnya hanya tinggal celana dalam saja atau telanjang bulat sama sekali.

Nggak tahu malu, hina, rendahan, bahkan melecehkan. Tapi untuk sebuah nilai menjadi manusia yang utuh, untuk menentukan dirinya sendiri dan menjadi penakluk serta penguasa alam.

Sebuah perjuangan (pergulatan) untuk mempertahankan hidup. Ataukah, lebih jauh lagi untuk perjuangan (pergulatan) untuk kehidupan. Demi sebuah, usaha yang bertujuan supaya diterima masuk golongan masyarakat cabang atas (Sebagai ejekan).

Dimanakah Kita ?

Dimanakah Kita Berada ?

Dimanakah Kita ?

"ESTETIKA MASA RENAISANS"

Renaissance atau kelahiran kembali, berasal dari kata 're' (kembali) dan 'naissance' (lahir). Artinya masa kebangkitan kembali minat pada Yunani Kuno (Neo-platonisme). Filsafat Renaisans adalah filsafat yang membenarkan zamannya dan menaruh harapannya pada masa depan, pada kemampuan manusia untuk menentukan dirinya sendiri dan menjadi penakluk serta penguasa alam.

Apakah ini yang disebut sebagai dasar zaman modern ? ilmu pengetahuan tidak berasal dari kitab suci atau dogma-dogma gereja, juga bukan berasal dari kekuasaan fuedal, melainkan dari diri manusia sendiri. Di sini manusia benar-benar ditinggikan menjadi makhluk otonomi yang menentukan dirinya sendiri. Sebagaimana, pernyataan Protagonis "Homo Mensura" (Man, the measure of all things) yang berarti "manusia adalah ukuran bagi segala-galanya".

Minggu, 18 Mei 2008

"FRONT FRONTAL FRIVOLITAS FRUSTASI"

Garis depan, bagian terdepan dari medan pertempuran. Serangan-serangan yang dilakukan dari muka berhadap-hadapan dan secara terbuka. Mungkin, memang sangat berbahaya dan menantang. Hanya Sekarat, Koma, atau Mati pilihannya. Apalagi mendapat kesempatan untuk menjadi yang paling depan di sebuah medan pertempuran.

Terlebih lagi jika berhadapan dengan suatu perbuatan yang tidak bertanggung jawab yang cenderung ke arah hal-hal yang cabul. Seperti, apakah itu ? Apakah sebuah keindahan, atau jangan-jangan terbuai dengan keindahan. Memang, untuk melihat dan menikmati sebuah kesempurnaan ilahi. Mungkin, belum pantas ?

Hanya dapat merasakan suatu keadaan dalam diri seseorang yang disebabkan oleh tindakan, tercapainya kepuasan atau suatu tujuan akibat adanya halangan atau rintangan dalam usaha mencapai kepuasan. Frustasi bisa dibayangkan sebagai kekecewaan yang membisul, ingin selalu meledak entah dalam bentuk apa saja menurut yang bisa. Asalnya ialah mempunyai kehendak, cita-cita atau kemauan yang terhalang, tak tercapai atau kandas ditengah jalan (dalam bahasa Jogjanya KAGOL). Dengan adanya itu maka ia kecewa dan untuk kompensasinya atau imbalannya, ia lalu berbuat atau bersikap agresif atau berbuat nekat (Kadang-kadang).

"ESTETIKA THOMAS AQUINAS"

Estetika adalah bagian atau cabang dari teologi. Dunia nyata sehari-hari sama dengan simbol dari yang ilahi. Karya seni adalah sebagai simbol atau image dari yang ilahi. Keindahan (beauty), bukanlah nilai yang independen, melainkan lebih sebagai percikan kebenaran (Splendor Veritatis) dari kesempurnaan ilahi, yakni Tuhan sendiri. Kata kuncinya adalah mengatasi dunia inderawi, menuju kontemplasi langsung kesempurnaan ilahi (Divine Perfection) keindahan sejati berada di wilayah Tuhan, ditangkap lewat intelek atau intuisi mistik. Estetika ini melawan konsep Naturalisme atau Kosmosentrisme Yunani Kuno.

Tiga syarat keindahan, itu harus mencakup tiga kualitas, yaitu :
1. Integritas atau kelengkapan (Integrity), artinya sempurna, tak terpecah, dan tak tersamai.
2. Harmoni, selaras, dan profesional (Harmony) : Keselarasan yang benar.
3. Kecemerlangan (Clarity) : Jelas, Terang, dan Jernih.

Pandangan Thomas ini sekaligus subyektif, namun sekaligus juga obyektif. Subyektif, artinya menyenangkan si Subyek, penonton : Obyektif berarti ada kriterianya : sempurna, proporsional, dan cemerlang (Terang).

Minggu, 11 Mei 2008

"HALUSINASI SPIRITUIL"

Pengamatan yang tidak punya rangsangan. Kita mengira melihat atau mendengar sesuatu, padahal sebenarnya tidak apa-apa. Perasaan diliputi khayalan, tidak pada tempatnya diikuti rasa bimbang. Jadi tidak terdapat perangsangan, tapi menyangka melihat atau mendengar sesuatu, padahal tidak ada apa-apa.

Apakah kita yang berhalusinasi, ataukah jangan-jangan kita adalah halusinasi mereka. Aku atau Kamu ? Ataukah aku dan kamu adalah halusinasi. Inikah sebuah kebenaran kerohanian atau hanya kemauan terhadap rohani kita.

Seolah berbicara sendiri, padahal sebenarnya ia merasa berbicara dengan orang lain (oleh-NYA).

"DASAR TEOSENTRISME THOMAS AQUINAS"

Akal membuat manusia mampu mengenali kebenaran dalam kawasan alamiah, itulah filsafat. Sedangkan Teologi memerlukan wahyu adikodrati dan iman. Dengan iman, pengetahuan yang tidak dapat ditembus oleh akal semata, dapat teratasi. Meskipun misteri ini melampaui akal, namun ia tidak bertentangan dengan akal. Ia tidak anti akal. Walaupun akal memang tak dapat menemukan misteri, akal dapat meratakan jalan yang menuju ke misteri.

Dari sini, Thomas membedakan dua pengetahuan yang tidak saling bertentangan, melainkan berdiri sendiri secara berdampingan, antara lain :
1. Pengetahuan Alamiah : Pengetahuan yang bertolak dari terang akal budi, dan sasarannya adalah hal-hal yang bersifat insani dan umum.
2. Pengetahuan Iman : Pengetahuan yang berpangkal pada wahyu adikodrati dan sasarannya adalah hal-hal yang diwahyukan Allah, disampaikan kepada kita melalui kitab suci.

karena itu, filsafat dan teologi dapat diibaratkan sebagai dua lingkaran, yang sekalipun yang satu berada di luar yang lain, bagian tepinya ada yang bersinggungan.

Minggu, 04 Mei 2008

"UPGRADING UNIFORMITAS"

Sebuah usaha ataupun peningkatan mutu barang atau mutu pengetahuan seseorang. Segala hal yang sudah atau telah ada, terkadang tidaklah cukup untuk diyakini dan dipercayai sebagai suatu hal yang dapat menambah dasar dari sebuah pemikiran. Mengenal sebuah ilmu, bahkan meyakini dengan percaya, bukanlah suatu hal yang tidak mudah. Bukan karena mengikuti dan bukan karena sebuah waris. Namun yang utama adalah pikiran yang wajib dan penuh kesadaran untuk menerapkan, melalui sebuah dasar pemikiran.

Dasar pemikiran itu pun, tidak hanya sekedar landasan utama dari apa yang dinamakan dengan pokok dari sebuah pikiran. Melainkan bagian terbesar dari sebuah pemikiran. Yang pada akhirnya, keyakinan tersebut harus teguh tegak tidak bimbang atau ragu. Mungkin, butuh keseragaman dari sebuah kesatuan bentuk pemikiran untuk memperkuatnya.

"ESTETIKA SKOLASTIK : THOMAS AQUINAS"

Thomas Aquinas adalah seorang filsuf dan teolog Abad Pertengahan Eropa terbesar. Ia juga seorang imam Dominikan yang hidup pada puncak zaman Skolastik (Abad ke-12 dan ke-13). Thomas Aquinas, dilahirkan pada tahun 1225 di Rocca Sicca dekat Napoli, Italia. Menjelang usia 20 tahun, ia bergabung dengan Ordo Dominikan dan menjadi murid Albertus Agung di Paris dan Koln. Setelah menyelesaikan studinya, ia mengajar teologi di universitas Paris dan di berbagai tempat lainnya di Italia. Ia meninggal pada usia 49 tahun (1274) di biara Fossanuova, dalam perjalanannya ke Konsili di Lyon. Saat ia meninggal dunia, ia meninggalkan banyak karya-karya tulisan. Dalam edisi modern, semua karya-karyanya dikumpulkan dalam 34 jilid. Karyanya yang utama adalah "Summa Theologiae I - III". Thomas Aquinas mengambil ajaran Aristoteles sebagai dasar pemikirannya, tetapi tanpa menyingkirkan ajaran-ajaran dasar Augustinus. Ia menunjukkan bahwa atas dasar kerangka pikiran Aristoteles, teologi Augustinus dapat diberi pendasaran yang lebih mantap.

Pengaruh pemikiran Thomas sangatlah besar. Berkat dia, Aristoteles menjadi sang filsuf di Barat sampai abad ke-17. Pendekatan Aristoteles yang bertolak dari realitas inderawi membuat ilmu-ilmu alam berkembang pesat, namun selama seribu tahun seolah-olah dilupakan orang di Barat dan menempatkan Eropa Barat pada jalur kerohanian yang akan menghasilkan budaya modernitas. Dimana pada saat itu, Ajaran-ajaran Aristoteles yang hampir dilupakan dan kurang dikenal di Eropa, menjadi terkenal berkat dua filsuf besar Islam, Ibnu Sina dan Ibnu Rushd, serta Maimonides, filsuf Yahudi termasyur di Abad Pertengahan yang tinggal di Kairo. Mereka ini yang memperkenalkan karya-karya Aristoteles ke Eropa. Yang pada akhirnya menjadi dasar pemikiran filsafat Thomas Aquinas.

Minggu, 27 April 2008

"PLAGIAT PHYSIOGNOMI"

Penjiplakan, menjiplak karangan orang lain dan mengakuinya sebagai karangan sendiri, lalu menyiarkannya kepada umum untuk mendapatkan keuntungan. Terkadang kebanyakan pengarang menyalah artikan, bahkan menyalahgunakan dasar pemikiran teori seni "Mimesis-Memeseos". Sebagai alat iman yang digunakan oleh sebagian pengarang untuk menjiplak, Atau dalam bahasa lainnya "Mengutip dan Terkutip".

Menurut Plato, karya seni adalah tiruan dari kenyataan yang ada di dunia (kecuali musik), jadi jauh dari kebenaran sejati. Penerapan teori ini, dari waktu ke waktu semakin berkembang bagi para penganutnya. Bukan hanya sekedar "Naturalisme" saja, sebagai tolak ukurnya. Namun penerapannya, sudah semakin berkembang lebih ke tingkat yang "Idea Plato" pernah ada.

Bahkan sampai penerapannya ke tahap teori "Physiognomi". Dimana teori yang menyatakan bahwa pribadi seseorang ditentukan oleh bentuk serta raut muka, rambut, dan bentuk kepala. Dimana, sekarang ini banyak terjadi sebuah "Plagiat Physiognomi" yang secara tidak sadar kita namakan dengan sebuah "Trend".

Inikah yang disebut oleh Plotinos dengan Homogenitas dalam seni. Ataukah lebih untuk ke arah Heterogenitas seni, itu sendiri ?

"PENGALAMAN RELIGIUS / MISTIK PLOTINOS TENTANG SENI"

Mendekatkan pengalaman estetis dengan pengalaman religius, bahkan puncak perkembangan estetis itu sendiri adalah pengalaman religius yang disebut sebagai "Pengalaman Mistik" sesuai dengan dasar pemikiran filsafat emanasi Plotinos, titik akhir bukanlah karunia khusus (rahmat), namun hanya merupakan penyelesaian dari yang awal itu. Meskipun demikian, tak banyak orang yang mengalami titik akhir tersebut, karena terhambat oleh materi (Hyle) dan kurang pengendalian diri dalam askese.

Dalam menghadapi kenyataan dan dalam perjalanan kembali ke sumbernya, manusia mengalami sesuatu yang disebut "indah". Setelah mengalami keindahan, manusia mulai merefleksikan pengalaman tersebut. Orang mulai bertanya, "Apa yang sebenarnya ada dalam pengalaman tersebut". Sehingga orang begitu tertarik kepada pengalaman tersebut ? Menurut Plotinos, yang membuat sesuatu itu indah, bukanlah warna, nada, atau bentuk, yang "Murni" atau "Homogen".

Sebaliknya, pengalaman akan keindahan justru terbentuk jika ada persatuan antara pelbagai bagian yang berbeda satu sama lainnya. Persatuan semacam itu hanya dapat terjadi, jika ada Heterogenitas dan bukan Homogenitas. Misalnya, sebuah lukisan atau desain, kita anggap indah karena kesatuan komposisi bentuknya. Semakin sebuah karya seni mendekati Yang Esa, akan semakin indahlah karya itu.

Minggu, 20 April 2008

"MANNEQUIN MARIONETTE"

"Mannequin atau Peragawati, sering dipajang dan dipertontonkan. Ataukah sebuah simbolik dari "Marionette", boneka orang yang melulu melakukan apa yang disuruh lakukan oleh orang lain, jadi hanya sebagai alat saja dan tidak punya kemauan sendiri, orang yang dapat diperalat oleh orang lain dengan sesuka hati.

Ataukah hanya berada disebuah Pengaliran (Emanasi) dengan gerak menurun. Artinya, segala yang ada mengalir terus menerus dari kelimpahan "Yang Esa", namun itu sama sekali tidak mengurangi kesempurnaannya. Dianalogikan dengan sumber air yang meluap dan mengalirkan air sungai terus menerus tanpa ia sendiri bisa kekeringan. Atau : Ibarat matahari yang terus memancarkan cahaya, tanpa kehilangan hakikatnya sedikitpun.

Mungkinkah aku dan kamu adalah "Mannequin Marionette" ?

"KATHARSIS PLOTINOS / PROSES PEMURNIAN DIRI"

Proses kembali atau Pemurnian Diri / Katharsis. Ada tiga tahapan yang bisa dilakukan untuk dapat kembali kepada "Yang Esa" (Remanasi), dan hanya dapat dilakukan oleh manusia. Dengan adanya Cinta (Eros), yang mendapatkan daya dorong menuju ke "Yang Esa".

Dimana Pemurnian Diri ini, bersumber pada teori "Trinitas" Plotinos. trinitas ini terdiri dari : "Yang Esa" (To Hen, The One), "Akal Budi" (Nous), dan "Jiwa" (Psyche). Pada dasarnya, seluruh sistem ini berpusat pada "Yang Esa", yang disebut sebagai "Yang Baik". Yang Baik dalam pandangan Plotinos adalah kenyataan atau realitas negatif, artinya "Yang Esa" itu tidak dapat dibicarakan, tidak dapat dipikirkan, dan tidak bisa diidentifikasikan, karena ia bukan sesuatu atau bukan roh. "Yang Esa" adalah "Yang Esa".

Proses kembali atau pemurnian diri ini pun, bisa dilakukan dalam tiga tahapan, yakni :

1. Pemurnian Diri (Purification) : Lewat kesenian, orang dibawa naik dari keindahan inderawi ke pengertian mendalam mengenai keindahan dan kebenaran yang mantap dan sejati.

2. Kontemplasi (Contemplation) : Dengan berfilsafat, orang akan mencapai pencerahan akal budi : Ia akan dapat mengenali dunia ide-ide. Dan akhirnya :

3. Penyatuan atau Peleburan (Extase) : Orang akan mencapai Penyatuan dengan "Yang Esa", yang melampaui segala pengetahuan. Tahap akhir ini, dicapai lewat "Kontemplasi" dan Askese" atau Laku Tapa (Misalnya : Menjalankan Pantangan, Puasa, Selibat) agar dapat melepaskan diri dari kekuatan pengaruh dunia materi. Menurut pengakuan Porfirius, murid Plotinos, bahwa ia pernah empat kali menyaksikan gurunya mengalami kondisi Ekstase tersebut.

Minggu, 13 April 2008

"DUALISME V.S DOUBLE ASPECTTHEORY"

Sebuah perbandingan mungkin, penyatuan keterhubungan mungkin ? Ataukah sebuah cara pandang, atau sebuah tindakan dari apa yang dipandang. Mencoba memahami melalui sebuah refleksi terapan.

Sebuah pilihan, yang memang harus dipilih untuk mendapatkan sebuah tujuan utama dari sebuah pilihan. "Dualisme", suatu ajaran yang mengatakan adanya hubungan antara jiwa dan raga, keduanya ada hubungan timbal balik saling mempengaruhi. Dimana, sebuah pilihan pada hakekatnya adalah satu pilihan. Bukan sebuah pilihan, apabila tidak ada hakekat dari sebuah pilihan itu.

Satu adalah satu pilihan, dan satu pilihan adalah satu. Kedua kata kunci tersebut, adalah satu dan satu pilihan. Satu pilihan dan satu, sebuah kata kunci. "Double Aspecttheory", teori yang mengatakan bahwa jiwa dan raga saling berhubungan erat. Teori ini di kemukakan oleh B. Spinoza.

Dimanakah Pilihan dan Tujuan, yang Satu Itu ?

"TEORETIS DAN PRAKTIS"

Pembagian filsafat menjadi filsafat teoretis dan praktis, didasarkan pada ajaran Aristoteles tentang metode berpikir. Kata "Teoretis" berasal dari kata Yunani Theoria, yang berarti "Memandang", "Berkontemplasi". Theoria atau filsafat adalah ilmu yang memandang, mencoba memahami, dan merefleksikan asal-usul, keteraturan dan hukum, serta perkembangan dari segala sesuatu yang ada. Sedangkan filsafat praktis, menyelidiki tindakan manusia. Jadi, filsafat praktis ini sebenarnya sama dengan etika dan filsafat politik. Filsafat politik memusatkan perhatiannya pada tatanan komunitas negara, sedangkan etika lebih mempertanyakan bagaimana kehidupan individual harus diwujudkan. Kedua ilmu ini tidak dapat dipisahkan dengan tajam. Karena, keduanya tidak mencari pengertian Teoretis, melainkan mau menjawab pertanyaan : Bagaimana manusia harus bertindak agar dapat mencapai tujuannya?

Minggu, 06 April 2008

"SATYAGRAHA"

Sebuah perjuangan untuk kebenaran. Apa yang pernah kita lakukan untuk diri kita, bahkan untuk diluar diri kita. Terkadang, apa yang ada di luar kita, selalu berlawanan dengan apa yang ada di dalam diri kita. Begitu pun sebaliknya, inikah sebuah perjuangan ? Adanya sebuah perjuangan, karena muncul dari sebuah perlawanan. Apakah yang menjadi kunci dari sebuah perjuangan ? Ataukah, hanya sekedar perasaan yang lebih dominan ? Sebuah pernyataan jiwa yang dihayati secara suka maupun tidak suka.

Max Scheler, membagi perasaan dalam 4 golongan :
1. Perasaan Penginderaan : rasa panas, dingin, sakit.
2. Perasaan Vital, yang dialami karena berhubungan dengan keadaan tubuh, misalnya : rasa lesu, rasa segar.
3. Perasaan Psikis, yang menyebabkan perubahan psikis, misalnya : rasa senang, rasa sedih.
4. Perasaan Pribadi, yang dialami secara pribadi, misalnya : perasaan diasingkan.

Dimanakah sebuah kebenaran, ataukah hanya sebuah perasaan ? Sebuah perasaan yang berjuang sendiri untuk mengungkap tabir kebenaran, kebenaran sebagai perjuangan di dalam diri kita dan di luar kita. Sudah mampukah, kita untuk berjuang untuk kebenaran ?

Kebenaran yang kita perjuangkan untuk diri kita dan di luar diri kita ?

Perjuangan untuk kebenaran diri kita dan di luar diri kita ?

"ARISTOTELEISME"

Meskipun Aristoteles, pernah menjadi murid Plato di Akademia selama 20 tahun. Aristoteles, menolak ajaran Plato tentang Idea. Aristoteles, tidak mengakui adanya Idea-idea abadi. Apa yang dipahami Plato sebagai Idea, sebenarnya adalah bentuk abstrak yang tertanam dalam realitas indrawi sendiri. Nah, dari realitas indrawi konkret akal budi manusia mengabstraksikan paham-paham abstrak yang bersifat umum. Akal budi mengabstraksikan pengertian "manusia" atau "dunia" dari manusia atau dunia konkret yang kita lihat, dan masing-masing berbeda satu sama lainnya.

Menurut Aristoteles, ajaran Plato tentang Idea-idea merupakan kesalahan interpretasi terhadap kenyataan bahwa manusia dapat membentuk konsep-konsep universal, tentang hal-hal yang empiris untuk menjelaskan kemampuan ini tidak perlu menerima atau mengerti tentang Idea-idea abadi Plato. Aristoteles menjelaskan bahwa, manusia memiliki kemampuan akal budi untuk membuat abstraksi, yaitu mengangkat atau membentuk bentuk-bentuk universal dari realitas empiris individual. Pendekatan Aristoteles, adalah pendekatan empiris. Ia bertolak dari realitas nyata indrawi karenannya, ia sangat mementingkan penelitian di alam dan mendukung pengembangan ilmu-ilmu khusus.

Minggu, 30 Maret 2008

"SENSE, SENSITIF, SENTIMEN, dan SENTIMENTIL"

Mungkin keberatan, dengan apa yang telah ada di sekitar kita. Terkadang antara keinginan dan perasaan selalu bertolak ukur pada sebuah pertentangan.

"Sense", atau perasaan. Apakah yang menjadi sebuah masalah ? Terkadang perasaan yang lebih dominan, jika dibandingkan dengan akal sehat yang kita miliki. Apakah yang menjadi sebuah masalah ? "Sensitifkah" atau terlalu peka, rapuh hati, dan sangat perasa. Mungkin, secara tidak sadar kita telah menjadi seorang yang "Sentimen". Atau adanya sebuah reaksi emosional yang sifatnya tetap, terhadap suatu obyek kebendaan atau manusia.

Jangan-jangan, kita malahan sudah memasuki sebuah tingkatan yang lebih tinggi lagi. "Sentimentil", mungkin disinilah kita berada. Sebuah rasa, perasaan penuh haru, rawan, lembut hati, dan terlalu berlebih-lebihan.

Sudah tepatkah, pilihan dan dimana kita berada sekarang ?

"MIMESIS - MEMESEOS"

Pandangan Plato tentang karya seni dikenal sebagai teori "Mimesis" (tiruan). Teori ini mengemukakan bahwa segala yang ada di dunia ini merupakan tiruan (Mimesis) dari yang asli di dunia Idea. Selain itu, menurut Plato, karya seni adalah tiruan dari kenyataan yang ada di dunia ini (kecuali musik), jadi jauh dari kebenaran sejati. Itulah sebabnya kanapa ia menyebut karya seni sebagai "Tiruan Dari" (Mimesis - Memeseos). Karena karya seni menirukan sesuatu di dunia ini, yang sebenarnya sudah merupakan tiruan dari dunia Idea. Jadi, karya seni adalah "Tiruan dari tiruan", artinya tiruan dua tingkat (2 Levels Imitation). Itulah sebabnya, kenapa menurut Plato, seni tidak baik untuk dijadikan sebagai sumber pengetahuan. Bagi Plato, hanya filsafatlah yang pantas menjadi sumber Pengetahuan, Kebijakan, dan Moral.

Keberatan Plato terhadap seni, juga karena seni memberi pengaruh buruk bagi penonton dan masyarakat. Kenapa ? Karena, hakikat seni bersifat emosional. Misalnya, Plato menentang karya Sastra dan Drama. karena dalam drama, banyak terdapat adegan-adegan yang kurang baik dipertontonkan dan akan menjauhkan warga negara, dari tugasnya membangun negara. Baginya, puisi itu prosesnya irasional dan kurang kontrol terhadap akal sehingga akan memberi pengaruh bagi penonton.

Minggu, 23 Maret 2008

"PARADIGMA ABSTRAKSI"

Terkadang memang banyak, jika mengetahui mengenai sebuah hal tentang Abstrak. Niskala, Gaib, Tidak Jelas, Sesuatu yang tidak dapat ditangkap oleh Panca Indra. Di sekeliling kita, apakah itu sebuah Realitas ? Apakah itu, sebuah Abstraksi ? Berpikir secara abstrak tanpa bantuan, hal-hal yang nyata dengan mengambil instruksi satu problema. Nyata, atau Realitas ?

Apakah itu, sebuah Keindahan ? Segala hal, yang dianggap sebagai suatu Keindahan. Dari mana datangnya Keindahan itu ? Keindahan, biasanya hanya dapat dirasakan oleh Panca Inderawi. Apa yang dapat kita lihat, itulah Keindahan ? Dimanakah letak sebuah Keindahan ?

Atau, jangan-jangan kita hanya berpikir bahwa itu adalah sebuah realita dari sebuah keindahan ? Ataukah keindahan dari sebuah Realitas ? Inilah , "Abstraksi", sebuah instruksi suatu problema nyata, atau realitas yang tanpa sesuatu dan tidak dapat ditangkap oleh Panca Indera. Dimanakah Letak, dasar instruksi dalam tafsiran Keindahan ? Sebagai acuan dari sebuah Paradigma. Atau suatu gugusan sistim pemikiran, yang menjadi contoh atau teladan dari sebuah pemikiran, tentang Keindahan.

"KEINDAHAN" dan "IDEA PLATO"

Untuk memahami pikiran Plato tentang keindahan atau yang indah, kita haruslah memahami dulu pandangan Plato tentang realitas. Realitas bukanlah realitas inderawi. Karena, realitas inderawi hanyalah merupakan cerminan realitas yang sebenarnya, yang disebut Plato sebagai Idea. Idea itu bersifat rohani, kekal, dan tidak berubah. Misalnya, Idea tentang "segitiga", idea tentang "Kuda", dan idea tentang "manusia".

Dari ajaran tentang Idea ini, Plato merumuskan teorinya yang terkenal dengan Teori Dua Dunia. Dua dunia tersebut adalah "Dunia Idea" (dunia atas) dan "dunia sehari-hari" (dunia bawah). Menurut Plato, Dunia Bawah, merupakan tiruan dari Dunia Atas. Dunia Atas, digambarkan sebagai Dunia Idea, yaitu : dunia kebenaran Absolut, Sejati, dunia Roh, Pengetahuan Sejati (Episteme). Sedangkan Dunia Bawah, adalah dunia yang Relatif, Sehari-hari, Fana, Kebenaran Relatif, Tiruan, dan hanya Pendapat (Doxa). Pandangan ini dikemukakan Plato dalam salah satu dialognya yang terkenal, yakni "Philebus". Disini dinyatakan bahwa, yang indah dan sumber segala keindahan adalah yang paling sederhana. Yang dimaksud dengan "Sederhana" adalah bentuk dan ukuran yang tak dapat diberi batasan lebih lanjut, berdasarkan sesuatu yang "Lebih Sederhana Lagi". Yang "Indah", itu dilepaskan oleh Plato dari pengalaman Jasmani. Menurut pandangan ini, keindahan dalam pengertian hidup sehari-hari adalah Keindahan tingkat dua saja. Keindahan sesungguhnya ada di dunia Idea.

Bagaimana hubungan antara Dunia Atas dan Dunia Bawah ? Menurut Plato, antara Dunia Atas dan Dunia Bawah, terdapat hubungan timbal balik. Hubungan tersebut dapat dijelaskan dengan tiga kata kunci :
- Paradigma, artinya Dunia Atas menjadi contoh, Prototipe, Pola, bagi Dunia Bawah.
- Hadir Pada, artinya Dunia Atas itu, selalu hadir pada (Presence) Dunia Bawah.
- Partisipasi, artinya Dunia Bawah, itu mengambil bagian (berpartisipasi) di Dunia Atas.

Minggu, 16 Maret 2008

LEMON FISH FURL : "FINALISME"

Seperti kebanyakan yang telah ada, sesuatu yang telah ada pasti menghasilkan sebuah hal yang baru. Ada awalan dan ada akhiran. Apakah ada sebuah awalan yang tak berujung pada sebuah akhiran ? Begitu pula, seorang Plotinos, yang hidup di tengah pangaruh perkembangan Neo-Platonisme. Dimana adanya pengaruh bertemunya religi-religi dari Persia, Babylonia, Sisa-sisa ritual Mesir Kuno, Komunitas Yahudi, Sekte-sekte Kristen, yang melahirkan sebuah budaya Hellenisme. Walaupun demikian, inspirasi utama dari budaya ini adalah pemikiran Plato.

Hal ini seolah, tergambar di negara Indonesia kita ini. Dimana sebuah proses perkembangan, kunci dasar negara kita yang dirumuskan semenjak Orde Lama, Orde Baru, hingga ke masa Reformasi. Seolah merupakan sebuah bayangan dari masa budaya Hellenisme. Apakah ini sebuah proses ? atau bisa dikatakan sebagai sebuah "Finalisme" atau sesuatu yang menentukan tujuan serta maksud dari gejala itu ? "Finalisme", tanpa sebuah faham.

Seolah tergambar bahwa Orde Lama, merupakan sebuah thesis yang diolah kembali melalui Orde Baru yang menjadi Anti Thesisnya. Dimana keduanya memiliki peranannya masing-masing, tapi masih saling berkaitan. Hingga terdobrak di masa Reformasi ini, yang seolah dimuntahkan kembali, menjadi sebuah sintesa dari Orde Lama dan Orde Baru. Namun, apakah Reformasi adalah sebuah Sintesa ? Sebuah masa, yang di format kembali, di formasi kembali ? ataukah, jangan-jangan malahan ingin menghapusnya ? Tidak ada ujung pangkalnya ? Inikah sebuah "Reformasi", ataukah sebuah Neo - Orde Baru ? Bukankah Sintesa merupakan sebuah pemikiran baru, yang dihasilkan dari pemikiran yang telah ada ? ataukah, apanya yang salah ? ataukah ini hanya bayangan masa lalu kita semua. Yang selalu dibayang-bayangi oleh bayangan masa lalu.

Sabtu, 15 Maret 2008

MUTTON FRY SPECIAL : "PLOTINOS 205-207 M"

Plotinos adalah seorang filsuf pada puncak zaman Yunani Kuno yang merangkum dan membuat semacam Sintesis dari pelbagai aliran filsafat pada masanya, termasuk aliran pemikiran "Filsafat Timur" (Persia dan India). Hal ini terjadi, karena dengan berkembangnya kebudayaan Hellenisme sampai ke Persia dan India, berarti membuka pintu bagi masuknya elemen-elemen non Yunani. Namun, karena inspirasi utama filsafat Plotinos adalah pemikiran Plato, maka filsafatnya disebut "Neo-Platonisme" atau "Platonisme Baru".

Neo-Platonisme, muncul di kota Alexandria, yang pada saat itu menjadi tempat bertemunya budaya Timur dan Barat. Disini terdapat berbagai pengaruh religi-religi dari Persia, Babylonia, sisa-sisa ritual Mesir Kuno, Komunitas Yahudi, Sekte-sekte Kristen, dan semuanya itu menjadi latar belakang budaya Hellenisme pada umumnya. Aliran Neo-Platonisme ini, sebenarnya didirikan oleh Ammonius de Saccas yang lahir dari keluarga Kristen, namun ia menghidupkan kembali filsafat Plato dan menjadi seorang Neo-Platonis. Muridnya yang paling terkenal adalah Plotinos (204-270 M), filsuf Neo-Platonisme terbesar dalam sejarah. Ia dilahirkan di Mesir, dan belajar di Alexandria dan menetap di sini sampai tahun 243 M.

Karena tertarik pada agama-agama dan mistik Timur, ia mengikuti Kaisar Gordian III dalam sebuah kampanye melawan Persia. Namun, proyek ini gagal. Kaisar Muda, tersebut tidak berpengalaman dan malah mati ditangan bawahannya. Lalu pada tahun 224 M, Plotinos melarikan diri dari mesopotamia yang menjadi tempat pembunuhan, dan menetap di Roma. Ia hidup dan mengajar di sini sampai akhir hayatnya. Karya-karyanya yang terbit adalah hasil editan muridnya, Porfirius. Inti pokok ajaran Plotinos, dapat ditemukan dalam karya "Enneads", sebuah buku berisi kumpulan karangan Plotinos yang diedit dan diterbitkan oleh muridnya, Porfirius (232-301 M).

Minggu, 09 Maret 2008

DISH SALAD : "ADJUSMENT"

Melihat perjalanan dari seorang Aristoteles, sebuah perjalanan yang cukup menarik. Mungkin bagi kebanyakan orang, hal tersebut bisa dikatakan sebagai suatu hal yang biasa saja. Dimana sebuah pembelajaran, memang sudah seharusnya seperti itu. Mengingat ada pepatah yang mengatakan bahwa "Tuntutlah ilmu, sampai ke negeri Cina".

Dimana ada ilmu, disitulah tempat para pembelajar dan pengajar saling menempa pengetahuan yang dimilikinya. Namun terkadang selalu muncul pertanyaan, untuk apa menuntut ilmu ? Jika tidak seperti yang kita inginkan dan mendapatkan apa yang kita ingin wujudkan. Seperti halnya dengan Aristoteles, yang kecewa dengan pendidikannya selama di Akademia. Namun walaupun kecewa, Aristoteles dapat bertahan selama 18 tahun masa belajarnya di Akademia. Untuk ukuran belajar, 18 tahun mungkin sangatlah menyita waktu. Bukanlah waktu yang singkat untuk menuntut ilmu. Untuk ukuran Aristoteles, belajar dalam 18 tahun masih merasa kecewa. Apakah ini yang disebut dengan Adjusment ?

Mungkin pepatah "Tuntutlah ilmu sampai ke negeri Cina", mungkin jawaban dari rasa kecewanya Aristoteles. Dimana berpindah-pindah tempat untuk menuntut ilmu. Atau mungkin, Aristoteles merasa sudah cukup bekal untuk melanjutkan ilmunya untuk diterapkan dalam kehidupannya. Di dukung lagi, Aristoteles diangkat menjadi seorang penasehat raja. Dan sampai menghasilkan beberapa tulisan awalnya.

Bahkan dari beberapa tulisannya, mengantarkan Aristoteles menjadi seorang guru pribadi dari seorang pangeran yang pada akhirnya mengantarkannya menjadi seorang guru yang mendirikan sekolah sendiri. Hingga pada akhir hayatnya, yang hidup dalam sebuah pelarian.

Inikah yang disebut dengan proses pembelajaran ? Apakah ini hanya sebuah "Adjusment", sebuah penyesuaian diri, dimana suatu proses penyesuaian diri yang dilakukan manusia terhadap lingkungan sosial dan budaya di sekitarnya ?

Sabtu, 08 Maret 2008

BEEF STEAK : "ARISTOTELES (384 - 322 SM)"

Aristoteles lahir pada 384 SM di Stagyra, pantai timur laut Thrakia, Yunani Utara. Ayahnya adalah seorang fisikawan yang bekerja pada Amyntas II, raja Makedonia. Pada umur 18 tahun, ia dikirim ke Athena untuk belajar di Akademia Plato. Ia belajar di sekolah ini selama 18 tahun, sampai kematian Plato pada tahun 374 SM.

Karena kecewa terhadap pendidikan di Akademia, Aristoteles meninggalkan Athena dan menghabiskan beberapa tahun berikutnya di Assos, sebuah kota kecil dimana temannya, Hermias menjadi raja disana. Ia diangkat menjadi penasihat Hermias dan akhirnya menikahi Pythias, keponakan sekaligus anak angkatnya. Pada masa ini, Aristoteles bekerja sama dengan murid-murid senior di Akademia dan menghasilkan beberapa tulisan awalnya. Namun, setelah Hermias ditangkap dan dihukum oleh Persia pada 345 SM, ia pergi ke Pella, ibukota Makedonia.

Pada 342 SM, ia diundang oleh Raja Philip dari Makedonia untuk menjadi guru pribadi anaknya, yakni Iskandar Agung Muda. Ia menerima undangan tersebut dan selama tiga tahun ia mencurahkan seluruh usahanya untuk mendidik dan melatih pangeran Iskandar Muda. Pada 335 SM, ketika raja Philip dibunuh dan setelah Iskandar Muda naik tahta, Aristoteles kembali ke Athena untuk mendirikan sekolah sendiri, Lykaion, yang juga disebut sekolah Peripatetik, yang sebenarnya adalah pusat penelitian ilmiah.

Pada 323 SM, sesudah kematian Iskandar Agung, ia harus melarikan diri dari Athena karena dituduh menyebarkan Atheisme. Akhirnya ia pergi ke kota Kalas, dan menetap disana sampai meninggal pada 322 SM.

Minggu, 02 Maret 2008

JUNK FOOD : "ABSOLUTISME"

Berkaca dari karya Plato yang paling terkenal, Politeia ("Negara"). Dimana segala landasan dasar tentang apa itu negara yang diwujudkan oleh adanya sistem politik dan pemerintahan. Apa yang disebut dengan Demokrasi, memang sudah ada di zaman Sebelum Masehi. Dimana sistem di zaman Yunani-Romawi Kuno itu pun sudah ada rumusan mengenai apa itu negara.

Di zaman Sebelum Masehi pun, adanya sebuah absolutisme dalam sebuah ketatanegaraan sudah terjadi praktek kekuasaan negara yang tidak dibatasi oleh hukum. Penyalahgunaan kekuasaan dalam sebuah negara yang bertindak seluas-luasnya. Dimana kekuasaan negara ditangan satu perlengkapan negara yang di simbolkan melalui raja, pemimpin, presiden, ataupun perdana menteri.

Cita-cita mengenai apa itu yang dinamakan penguasa yang adil, sudah terpikir melalui gagasan-gagasan Yunani-Romawi Kuno. Jadi apakah yang dinamakan sebuah negara itu ? mungkin pertanyaan tersebut, merupakan sebuah pemikiran yang sangat panjang untuk membahasnya. Namun yang jelas, apa yang dinamakan dengan "negara di zaman Yunani-Romawi Kuno tak lain dan tak jauh berbeda dengan, apa yang dinamakan "negara" di zaman sekarang ini. Apakah yang disebut "negara" merupakan Genotype ?



Petikan Kutipan, Pembukaan Undang-undang Dasar di Indonesia.

PEMBUKAAN

Bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh sebab itu maka penjajahan di atas dunia harus dihapuskan, karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan.

Dan perjuangan pergerakan kemerdekaan Indonesia telah sampailah kepada saat yang berbahagia dengan selamat sentosa mengantarkan rakyat Indonesia ke depan pintu gerbang kemerdekaan negara Indonesia, yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil, dan makmur . . . . . . . . . . dan seterusnya.