Senin, 17 November 2008

"ESTETIKA MASA ROMANTIK"

Pada abad ke-19, pandangan seni dan sastra yang dominan adalah bahwa seni dan sastra merupakan ekspresi emosi sang seniman, sedangkan teori "Imitasi" (Plato) sudah tidak populer lagi. Munculnya "Teori Ekspresi Seni" terkait erat dengan gerakan Romantisme, sebuah perkembangan intelektual dan filosofis di abad ke-18 dan ke-19.

Doktrin-doktrin yang melandasi pemikiran Romantik adalah pemikiran Fichte, Schelling, Schopenhauer, dan Nietzsche. Filsafat Romantisme dapat dikatakan sebagai sebuah reaksi terhadap filsafat empiris (Inggris) dan mentalitas ilmiah, serta sebagai sebuah usaha untuk menggapai yang dibalik pengetahuan inderawi, serta sebagai sebuah usaha untuk menggapai yang dibalik pengetahuan inderawi sehari-hari. Karena itu, Masa Romantisme dipenuhi oleh atmosfir religius dan mistik yang kuat.

Ketika filsafat Romantisme ini diterapkan pada dunia seni, ia menghasilkan sebuah peran baru bagi seniman dan minat baru dalam kreasi artistik. Sang Seniman dianggap sebagai sarana untuk mencapai sumber-sumber vital dan mendapatkan pengetahuan yang tak dapat diberikan oleh sains. Kreasi artistik diidentifikasikan atau terkait dengan pelepasan emosi. Dalam konteks inilah lalu "Emosi" mendapat peran penting yang tidak pernah terjadi sebelumnya, yakni terlibat untuk mencapai suatu pengetahuan yang lebih unggul. Dan seni lantas menjadi sarana untuk mencapainya dan menjadi kompetitor sains.

Peran baru para seniman ditujukan dan didukung oleh Nietzsche dalam "The Will to Power" :

"Our aesthetics have hitherto been women's aesthetics, inasmuch as they have only formulated the experiences of what is beautiful, from the point of view of the receivers in art. In the whole of philosophy hitherto the artist has been lacking".

Kecenderungan untuk lebih menghargai kualitas Dionysian (Emosi yang Meluap-luap) dan Apollonian (Ketenangan, dan Keteraturan) dalam seni. Dari kondisi serta lingkungan intelektual inilah muncul "Teori Ekspresi", yang berarti seni merupakan ekspresi emosi si Pencipta, Sang Seniman.

0 comments: