Minggu, 01 Juni 2008

"HUMANISME ITALIA, FRANCESCO PETRARCA (1304-1374)"

"Menghendaki Yang baik itu lebih berharga daripada mengenal yang benar". Petrarca bukanlah seorang filsuf, melainkan seorang sastrawan Italia. Semula ia belajar hukum, namun kemudian ia mempelajari sastra klasik Yunani-Romawi. Selain menulis sajak, Petrarca juga menulis banyak karya, komentar atau ulasan, tentang budaya, sastra dan alam pikiran Yunani-Romawi. Karena itu, Petrarca dijuluki sebagai "Bapak Humanisme Italia". Humanisme zaman klasik itu menjadi orientasi dan inspirasi bagi seluruh gerakan Renesans.

Bagi Petrarca, seorang filsuf sejati adalah seorang filsuf yang sadar konteks. Karena filsafat itu, bukanlah seni kata-kata abstrak dan hampa, melainkan seni mengenai hidup yang baik dan keutamaan. Menurut Petrarca, Pengetahuan Skolastik yang semata-mata bersifat murni demi untuk pengetahuan itu sendiri, sebenarnya tidak berguna. Filsafat seharusnya bersifat praktis ada untuk manusia, bukan manusia untuk filsafat.

"Adakah sebuah perbedaan besar, apakah saya tahu tentang sesuatu atau : apakah saya mencintai sesuatu ; apakah saya memahani sesuatu atau : apakah saya mengusahakan sesuatu. Aristoteles mengajarkan apa itu keutamaan, namun ia kurang mengenal kata-kata yang dapat meyakinkan dan menyemangati orang ; kata-kata yang menggerakkan kita untuk meraih cinta ; kata-kata yang dapat menghidupkan dan mengobarkan api jiwa kita. Di pihak lain, yang terjadi adalah sebaliknya : tokoh-tokoh seperti Cicero dan Seneca sering kita jumpai kata-kata yang demikian itu"

0 comments: