Minggu, 15 Juni 2008

"PENGETAHUAN ADALAH KEKUASAAN, FRANCIS BACON (1561-1626)"

Bacon bukanlah seorang filsuf, melainkan seorang sarjana hukum lulusan Trinity College of Cambridge ubiversity. Ia sempat menjadi anggota parlemen kerajaan Inggris pada 1584. Bacon sibuk dengan pertanyaan-pertanyaan seperti : Bagaimana ilmu pengetahuan dapat diperbaharui ? Manakah metode yang tepat untuk suatu riset ilmiah ? Apakah tujuan ilmu pengetahuan ? Bagi Bacon, ajaran dan Aristoteles tidak banyak gunanya. Karena persoalannya bukan : mengalahkan lawan bicara dengan argumentasi logis, tetapi : menaklukkan alam lewat kerja. Jadi, bicaralah sedikit, namun bekerjalah banyak. Bagi Bacon, pengetahuan yang pantas diusahakan adalah pengetahuan yang bertujuan "Menguasai Alam" demi kepentingan manusia. Pengetahuan ini memberi kekuatan pada manusia untuk menjadi penguasa alam. Contohnya adalah penemuan mesin cetak, mesiu, dan kompas. Maka ia menyimpulkan bahwa semua ilmu pengetahuan harus diperbaharui metodenya.

Bacon menyatakan bahwa jika kita mau mencapai pengetahuan yang sejati, kita harus "Dimurnikan" dari segala macam "Berhala" (Idolae) yang secara deduktif akan menentukan pengetahuan kita. Untuk itu, Bacon memperkenalkan sebuah metode baru (Novum Organum) yang dapat membantu kita mencapai kebenaran ilmu pengetahuan. Metode itu adalah "Induksi". Bagi Bacon, induksi bukanlah sekedar generalisasi dari pelbagai hal khusus untuk memperoleh hal yang umum. Induksi adalah metode pengetahuan yang mengumpulkan membandingkan data-data hasil pengatamatan atas eksperimen-eksperimen yang kita buat, dan lewat proses generalisasi-lalu menghasilkan suatu pola atau prinsip umum. Induksi ala Bacon tidak berangkat dari sembarang data-data empiris yang dicerap oleh panca indera kita, melainkan menyeleksi terlebih dahulu hal-hal yang mau diselidiki, yang kemudian diolah secara metodis dan bertahap lewat eksperimen-eksperimen yang tujuannya telah ditetapkan. Dengan demikian, dalam induksi ini bekerja dua unsur dalam satu proses pengetahuan, yakni Pengalaman inderawi dan Akal Budi.

Dalam tulisan-tulisannya secara jelas, Bacon mengklasifikasikan puisi dan seni sebagai cabang ilmu pengetahuan. Dari ketiga wilayah ilmu pengetahuan, sejarah termasuk wilayah Akal-Budi (Reason) : dan puisi termasuk wilayah Imajinasi. Jika ingatan itu terkungkung dalam batasan-batasan fakta dan aktualitas, sedangkan imajinasi tidaklah begitu dibatasi, tetapi "justru dengan tidak terikat pada hukum-hukum materi, ia dapat dengan sesuka hati mengikuti apa yang sudah dibangun oleh alam, dan membangun apa yang telah diolah alam, dan dengan demikian membuat pasangan-pasangan yang tak beraturan, serta hal-hal yang berbeda".

Menurut Bacon, fungsi seni adalah mempresentasikan sebuah tiruan realitas (Simulacrum of Reality), tetapi seni memanfaatkan kekuatan imajinasi untuk menyampaikan tiruan dari realitas yang diubah dan disesuaikan dengan idealnya manusia, mengenai apa yang benar dan pantas, kemudian digarap hampir mendekati keinginan-keinginan manusia, sehingga menghasilkan realitas yang lebih menarik dari realitas sehari-hari dalam kehidupan aktual.

0 comments: