Minggu, 19 Oktober 2008

"EDMUND BURKE (1728-1797)"

Edmund Burke menerbitkan bukunya tentang "Yang sublim dan Yang Indah". Setelah, pertengahan abad ke-18. Sumbangan terpenting dari buku ini adalah penjabaran teori tentang yang sublim secara lengkap. Ia memperlakukan yang sublim sebagai sebuah kategori, terpisah dari keindahan ; sebenarnya ia menganggap yang sublim itu bertentangan dengan keindahan. Pemisahan ini memberikan tegangan pada kesatuan teori cita-rasa abad ke-18.

Burke menolak teori tentang rasa-rasa Internal khusus dan mencoba menjadikan fenomena rasa senang dan rasa sakit yang biasa sebagai dasar bagi keindahan, serta yang sublim. Dia membedakan antara rasa senang positif dan rasa senang relatif, yang disebutnya sebagai "Delight". Rasa senang adalah akibat dari hilangnya rasa sakit atau antisipasi rasa sakit.

Kesenangan yang didapat dari keindahan adalah cinta (Kesenangan Positif), dan rasa senang ini, biasanya terkait dengan nafsu-nafsu yang berguna untuk pelestarian umat manusia. Kesenangan yang didapat dari yang sublim adalah "Delight" (Kesenangan Relatif", dan juga terjadi akibat hilangnya rasa sakit ; biasanya terkait dengan nafsu-nafsu yang berguna untuk pelestarian individu.

Burke berkata, "Yang Saya Maksud Dengan Keindahan Adalah Kualitas-kualitas Dalam Tubuh, Yang Dapat Menimbulkan Rasa Cinta, atau Yang Sejenis". Namun, kemudian ia mendefinisikan "Cinta" sebagai "kepuasan yang muncul pada pikiran, setelah merenungkan hal-hal yang indah". Yang sublim adalah apa saja yang menimbulkan rasa senang. Pengalaman akan yang sublim ditimbulkan oleh obyek-obyek yang tidak jelas atau yang berukuran luar biasa besar. Obyek-obyek demikian, biasanya mengancam serta menakutkan kita, namun jika dapat merenungkan obyak-obyek tersebut, tanpa rasa takut. Maka mereka akan dialami sebagai yang sublim. Bahkan, ketanpapamrihan juga memainkan peran penting dalam teori keindahan Burke, dan fungsinya lebih jelas dibandingkan Shaftesbury.

"We shall have a strong desire for a woman of no remarkable beauty ; whilst the greatest beauty in men, or in other animals, though it causes love, yet excites nothing at all of desire. Which shews that beauty, and the passion caused by beauty which I call love, is different from desire though desire may sometimes operate along with it" . . . (Burke : A Philosophical Enquiry into the Origin of our Ideas of the Sublime and Beautiful, p.163).

Burke membedakan antara cinta (Apresiasi Keindahan) dan keinginan untuk memiliki, yang mana dapat dikatakan cinta itu tanpa-pamrih. Namun tidak terdapat pertentangan yang niscaya diantara keduannya, malah seringkali keduanya dapat berjalan bersama.

0 comments: